BLANTERORBITv102

    SENI MELEPAS DAN MENERIMA

    Rabu, 03 Februari 2021


    SENI MELEPAS DAN MENERIMA
    Sebuah Catatan Konseling


    4/2/2021


    Oleh: Muhammad Yusuf Dosen UIN Alauddin dan STAI Al-Furqan Makassar


    Tulisan ini merupakan respon (bukan juga solusi verbal) atas beberapa mahasiswa dan anak muda yang sedang ingin melepaskan beban dan hantu yang bernama 'masa lalu'. Ini merupakan materi matakuliah "bimbingan dan konseling". Saya ingin mengatakan kepada Anda, hidup ini butuh seni. Anda butuh seni untuk melepas dan menerima. Anda menerima nikmat, namun saat yang sama Anda juga diajarkan bagaimana melepaskan. Anda diajarkan bersedekah, berinfak, dan berzakat karena Allah mengajarkan seni melepaskan dari genggaman Anda. Allah memilih Anda menjadi "jalur kebaikan". Bersyukurlah! Setelah Anda melepaskannya dengan sedekah, tangan Anda sudah siap menyambut nikmat berikutnya yang lebih banyak.

    Tapi, saya tidak bermaksud memerintahkan Anda bersedekah. Itu Tuhan yang berhak memerintahkan. Sedekah dalam konteks ini, itu hanya analogi untuk mengantar Anda menikmati "seni melepas dan menerima" setiap keadaan dan pengalaman hidup Anda. Sebab, saya percaya Anda kuat dan terampil melepas dan menerimanya. Betapa hebat Anda, mampu mengikuti setiap ritme keadaan untuk melepas dan menerimanya. Kalau hanya menerima berarti kaku tanpa seni. Tak ada keindahan pada sikap yang kaku. Justru pada gerakan yang lentur terdapat seni yang menakjubkan. Dan, Anda adalah makhluk Tuhan yang paling unik dan menakjubkan.

    Kepada para pembaca yang bukan status mahasiswa, membaca artikel ini anggap saja Anda sedang bertamu ke ruang saya dan mendengarkan mahasiswa sedang bebas mencurahkan kegalauannya kepada temannya. Mereka ingin "move on". Mereka hanya butuh "ruang ekspresi' untuk mengungkapkan kegalauan mereka. Oleh karena itu, kalimat demi kalimat berikut ini adalah respon saya atas curahan hati mereka. 

    Ini dia Respon Verbal dari Saya

    Masa lalu sudah berlalu. Ia hanya menyisakan kenangan indah ataupun pilu serta menitip pembelajaran bagi generasi yang datang setelah itu. Hal yang sama akan terus datang kepada kehidupan kita setiap saat. Ucapkanlah "welcome" kepadanya jika ia datang. Ketika sudah berlalu, jangan lupa ucapkan "good bye" kepadanya. Waktumu sudah habis bersamaku bro. Aku ingin menyambut masa depanku, dia segera tiba. Aku hanya sesekali menoleh kebelakang karena di sana ada pelajaran penting untuk menguatkan langkah ke depan dan agar aku tidak terjatuh kedalam lubang yang sama.

    Masa lalu sering menjebak Anda? Itu haknya. Tapi Anda punya hak untuk menghindarinya, dan Anda mampu. Jangan biarkan jiwamu terbelenggu oleh masa lalu Anda. Sebab, apapun keadaannya, Anda tetap harus melangkah ke masa depan. Jangan tenggelam, larut, atau hanyut terbawa arus oleh pemaknaan hatimu yang keliru tentang pengalaman hidup di masa lalu.

    Pada jiwa-jiwa yang tenggelam dalam kenangan suram, tugasmu di dunia bukan untuk menghitung, kemudian bersembunyi di balik goresan luka lama. Bebaskan dirimu jadi ksatria yang ikhlas melepas. Sebab dengan begitu, langkahmu tak lagi berat, harimu tidak melulu penuh praduga buruk yang berkarat dan membusuk, dan kamu tidak perlu lagi tenggelam dalam lamunan. Tataplah air sungai yang mengalir tanpa henti. Bandingkan dengan air-air yang sedang diam terjebak dalam penampungan. Air sungai yang mengalir seolah ia berkejar-kejaran sambil tersenyum bahagia. Jernih dan mensucikan. Sedang air yang tertahan dalam wadah, lama kelamaan menjadi mendangkal dan membusuk, tak dapat digunakan bersuci menghadap Tuhan. Bahkan, tanah dan debu lebih layak digunakan untuk menggantikannya bersuci (dengan tayammum) untuk menghadap Tuhan.

    Berlama-lama memendam luka, akan membuatmu kesulitan melewati hari-hari yang masih memberimu kesempatan berbahagia. Sekuat baja pun Anda menahan luka, membawanya terus-terusan dalam rintihan diri Anda, ia akan semakin kuat menyakitimu. Lepaskan, karena ia mengganggu Anda untuk meraih hak Anda untuk "sukses dan berbahagia" hari ini dan kedepan.

    Kata orang-orang bahwa, sakit hati tak pernah ada obatnya. Kalau begitu, kenapa Anda tidak mau mencoba memberi maaf pada sumber sakitmu? Perihal cinta yang jadi penyebabnya kah, atau perkara seseorang yang merupakan sumbernya kah? Tentang kejadian-kejadian yang begitu membuatmu sulit lupa? Bukankah manusia manusia itu sifat dasarnya pelupa? Ya. Benar. Suka lupa jasa orang lain padanya. Apa lagi? Suka lupa janji-janji dan utangnya pada orang lain. Tapi jangan baper dulu ya!. Bukan Anda maksudnya. Sebab, saya percaya Anda adalah orang pandai berterimakasih pada orang yang layak menerimanya. Anda juga bukan tipe orang yang mudah lupa utang. Berapapun banyaknya, kan?

    Trauma dengan masa lalu? Trauma dengan masa lalu yang membelenggu, akan memborgol Anda tak pernah sampai pada masa depanmu. Itu membuat Anda hanya berputar antara masa lalu. Itu adalah 'hantu' yang bernama "masa lalu". Lalu, bagaimana melepaskan dan mengusirnya? Simaklah selanjutnya!

    Maafkan masa lalu Anda. Sikap menerima adalah cara memaafkan segala luka, bahwa waktu tak bisa diputar hanya untuk bertemu seseorang yang menyenangkan, sekadar menjumpai kejadian-kejadian yang kamu inginkan. Waktu tetaplah waktu yang punya dua bagian, bahagia dan luka. Seni melepas dan menerima butuh ilmu dan skill. 

    Daging-daging masa lalu yang terus menggerogoti Anda, hanya membuat apa-apa yang ingin Anda tempuh kian ragu. Anda mesti percaya, membuang luka-luka masa lalu, meski tak pernah mudah, tetapi pergi dari belenggu luka memberimu perasaan lega. Sulit kah? Jangan katakan "bisa tapi sulit". Ganti susunan kalimatnya menjadi "Sulit tapi bisa". Insyallah kata terakhir "bisa" akan menghasilkan energi baru dalam jiwa Anda untuk menaklukkan kesulitan. Jangan khawatir dengan sulitnya ujian. Yang layak Anda khawatirkan adalah ketika Anda salah memilih jawabannya.

    Jika Anda sedang sakit, berarti Anda pasien, kan?. Sabar adalah separuh obatnya. Tidak perlu terburu-buru, menyembuhkan tak segampang menggoreskan luka-luka yang telah menahun tersimpan dan menjadi beban. Kita tau itu. Tuhan pun maha tahu. Sabarlah sejenak, akan berlalu juga seiring waktu. Ya, itu jika Anda yang mengalami. Lalu bagaimana jika kawan Anda yang sedang dalam keadaan seperti itu?

    Jangan nasehat orang yang sedang terluka atau sedang "mabuk asmara". Tapi, berdiri atau duduklah disampingnya, dengarkan cerita pilunya. Sesekali bantu ambilkan tisu untuk menyapu air matanya yang sedang meleleh di pipinya. Setelah semua stok kalimat yang menjelaskan tentang kegalauannya dan kekecewaannya habis, maka saat itu dia siap mendengar untaian kalimat demi kalimat yang tepat menyentuh sebagai solusi Anda. 

    Pelan-pelan, mulailah membantu melepas kegalauan hatinya. Sedikit saja, cobalah ingatkan indahnya sebuah kata 'ikhlas". Pelan-pelan Anda bantu mencabut luka hati dengan halusnya sentuhan keikhlasan hatimu, sebab hati adalah ruang  untuk bersemayamnya satu nilai agung yang bernama  "keikhlasan". Ingatkan dia, semakin kamu menanam luka, menumbuhkannya dalam dada, tak juga mau melenyapkannya, dirimu menjadi pribadi yang mengira, dan berprasangka pada sesuatu yang mestinya hanya perlu dinikmati. Anda pasti kuat, hebat, dan diksi lain yang menyumbang energi baru untuk membuat dia "move on".

    Anggaplah masa lalu serupa hantu, kian kamu tak mau pergi dan berlari meninggalkannya, maka ia akan terus-terusan menakuti Anda. Padahal Anda sedang berjalan mencari kebahagiaan. Hantu yang bernama "masa lalu" selalu menghampiri bahkan membersamai Anda membuat Anda tak mampu melangkah ke depan dengan nyaman. 

    Beri hati dan dirimu kesempatan mendapat bahagia, melalui masa lalu yang telah lebih dulu termaafkan. Tinggalkan yang memang hanya akan menahanmu melaju. Katakan "yes" dan "welcome" terhadap semua hal. Seumpama, lampu padam. Saat lampu padam, nikmati indahnya percakapan di bawah terang bulan di balkon rumah Anda. Atau Anda lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan". Sikap Anda menentukan Anda bahagia, bukan bergantung keadaan.  

    Anda mungkin pernah mendengar pernyataan begini: "Kamu, hanya seonggok jiwa dan raga yang patut bahagia tanpa dibebani masa lalu yang terus-menerus mengganggu'. Anda berhak untuk berbahagia. Anda pula yang paling bertanggungjawab untuk menjaganya. Jika Anda ingin berbahagia, silahkan berbahagia sekarang juga. Anda diganggu oleh masa lalu?  Lepaskan dan maafkan! Ucapkanlah good bye untuknya. Selamat menyambut masa depan depan dan berbahagialah Anda hari ini!. Ingat, orang yang berbahagia yang Anda lihat bukanlah orang-orang yang hidupnya sunyi dari masalah. Namun, mereka kaya solusi. Mereka tau seni melepas dan seni menerima, melepaskan masa lalu yang suram dan menyambut setiap hal yang datang dengan penuh sukacita.

    Tidak ada orang yang tidak punya masa lalu. Termasuk Anda dan juga saya. Tapi ingat, kita tidak sedang hidup di masa lalu. Kita sedang hidup hari ini dan bergerak ke masa depan. Jangan putar balik jarum jam ke belakang. Jangan bebani diri Anda dengan masa lalu. Lepaskan dan maafkan. Tetap dan tetaplah melangkah dengan lurus ke masa depan. Jangan lecehkan kerikil kecil yang Anda temukan di perjalanan. Sebab, seringkali orang tergelincir tidak selalu karena batu besar. Namun, tak jarang seseorang tergelincir karena kerikil kecil. Jangan lecehkan masalah sepele, tapi singkirkan atau lewati ia. 

    Dan, "Berhenti menghakimi masa lalu seseorang. Lebih baik berdiri di sampingnya dan bantu dia memperindah masa depannya" (Najwa Shihab). Bila Anda membantu ia bangkit maka akan ada energi positif. Anda sedang menyumbang energi untuk dia. Saat ini, Anda berhak menerima pertolongan bila Anda sedang galau. Allah menolong hamba-Nya yang gemar membantu sesama (saling membantu) dalam meringankan beban dan melepaskan masa lalu.

    Dari Abu Hurairah ra berkata, telah bersabda Rasulullah Saw. bersabda :, “Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya”. (HR Muslim: 2699, at-Tirmidziy: 1930, 1425, 2945, Abu Dawud: 4946, Ibnu Majah: 225 dan Ahmad: II / 252, 296, 500, 514. asy-Syaikh al-Albaniy berkata ini Shahih).

    Karena manusia adalah makhluk sosial, maka ia butuh kehadiran orang lain disampingnya untuk membantu dan berbagi solusi. Dan, Anda adalah bagian dari proses perjalanan orang lain untuk sukses di masa depan. Orang tua, Guru, sahabat, dan orang-orang bijak yang ada di sekitar Anda adalah pendamping dan penguat Anda untuk berdiri dan melangkahkan kaki ke masa depan. Maka wajar jika Anda harus merawat hubungan baik dengan mereka yang berani berterimakasih dan memasukkan mereka dalam setiap doa-doa Anda.

    Segera sikap dan bertindak. Sebab, betapa banyak orang yang tidak bertindak karena takut gagal, padahal tidak bertindak adalah kegagalan yang jelas sudah terjadi. Ide yang baik adalah ide yang dapat diwujudkan dalam tindakan. Hadirkan ide dan pemikiran yang matang dan segera ambil tindakan. Namun, Anda mesti tau tindakan yang tepat berdasarkan ide dan pengetahuan yang tepat pula. Dan, tindakan yang keliru akibat minimnya ide dan ilmu serta dominasi prasangka buruk dan nafsu.

    Teruslah belajar dan berbenah diri dengan ilmu dan kearifan. Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan "(Mario Teguh). Kekurangan ilmu dan pengalaman menjadi sebab sulitnya seseorang keluar dari jebakan setumpuk masalah. Makin lama semakin berat. Akan tetapi, dengan ilmu dan pengalaman, ia akan mudah menemukan Solusinya. Dan, setelah itu ia rilis. Kekosongan genggaman masa lalu membuat dirinya menjadi ringan dan lega. Selanjutnya, ia siap menyambut tawaran masa depan yang cerah. Habis gelap terbitlah terang. 

    Semakin banyak orang yang menerima, semakin sulit untuk memaafkan, semakin sulit untuk melepaskan, maka apa salahnya sedikit berbagi cerita yang barangkali bisa membantu. Teringat dengan satu kisah tentang karakter monyet. Semoga dengan saling berbagi lebih banyak orang yang mendapatkan pelajaran dan menatap masa latihan. Anda bukan monyet, dan karena itu, saya yakin Anda tidak ingin sifat monyet itu menjebak Anda.

    Ada sebuah kisah nyata tentang monyet dan kacang dalam toples. Konon para pemburu monyet di Afrika hanya menggunakan toples sempit yang diisi dengan kacang-kacang yang wangi, kesukaan monyet hutan Afrika, untuk menangkap monyet. Lalu toples-toples tersebut ditanam ke tanah dengan menyisakan mulut toples di permukaan tanah tanpa penutup. Biasanya para pemburu membuat jebakan pada sore hari dan besoknya para pemburu tinggal menangkap monyet-monyet yang tangannya masuk dalam perangkap.

    Mungkin banyak orang yang bertanya mengapa bisa dan sebodoh itu. Ceritanya ialah monyet yang tertarik pada wewangian yang ada akan mencari dan mendekatinya dan kemudian memasukkan tangannya kedalam toples tersebut. Nah, karena monyet-monyet tersebut biasanya harus mengepalkan tangannya untuk menggenggam kacang yang akan diambilnya maka akibat genggaman itulah tangannya tidak bisa ditarik keluar dari toples.

    Dan sudah menjadi perilaku, ciri-ciri yang pasti dimiliki, monyet untuk mempertahankan apa yang ingin dimiliki apalagi kalau sudah dalam genggamannya. Monyet-monyet pun terkenal tidak akan pernah melepaskan genggaman tangannya tersebut. Bahkan monyet tersebut tidak akan pernah mengenal waktu sampai kacang itu berhasil dibawanya keluar.

    Pada saat pemburu datang keesokan harinya, pemburu akan dengan mudah menangkapnya sebab si monyet tidak akan bisa bergerak jauh dari toples perangkap. Pemburu dengan mudah mengurung kepalanya atau bahkan menjerat kedua tangan dan kakinya agar tidak meronta.

    Yah… Monyet itu terdengar bodoh dan wajar saja setiap pendengar atau pembaca merasa lebih pintar dan tertawa hingga terbahak-bahak. Jika benar begitu adanya, namun marilah kita alihkan tawa kita ke diri kita sendiri. Karena tanpa kita sadari, sering sekali, kita pun melakukan hal yang sama.

    Kita sering sekali sukar melepaskan genggaman atas apa yang kita inginkan. Kita jarang sekali memahami lingkungan sekitar sehingga kita tidak dapat membaca bahwa kita sedang berada dalam masalah besar. Setiap permasalahan yang kita miliki selalu kita pelihara di dalam kepala kita, di dalam hati kita seperti cerita monyet di atas yang menggenggam kacang itu dengan ego dan nafsu. Kita bahkan sering menyimpan permasalahan yang ada hingga tak peduli waktu sudah pukul berapa. Ada orang yang menghabiskan masa muda yang membuat kehilangan banyak kesempatan.

    Padahal begitu mudah cara untuk mengeluarkan tangan dari perangkap toples tersebut yaitu hanya dengan melepaskan genggaman yang ada. Hanya dengan sikap berbesar hati bahwa kacang hanyalah kacang yang bisa di dapatkan di tempat lain. Hanya dengan berlapang dada dan menenangkan diri serta menerima bahwa kacang itu harus dilepaskan.

    Bagi Anda yang punya masalah, Anda mesti berpikir solusi terhadap setiap masalah yang Anda tengah hadapi. Jangan Anda membiarkan masalah itu menguasai dirimu. Jika masalah itu Anda anggap berat, Anda anggap terlalu berat, coba pikirkan sekali lagi, siapa tau Anda salah. Mungkin cara pandang Anda yang menilai berat.

    Kan, yang membuat kita terperangkap di dalamnya adalah diri kita sendiri, pikiran-pikiran kita sendiri. Padahal hanya dengan menerima sakit yang kita rasakan dan melepaskannya, untuk kesembuhan fisik dan jiwa, kita bisa keluar dari masalah yang ada; Untuk kebaikan di masa depan.

    Contohnya, teman Anda (bukan Anda) yang sedang gagal “move on” dari mantan pacarnya. Atau sebut saja, seorang yang gagal menjadi anggota legislator, bupatu, gubernur, presiden, dsb. Ada banyak orang begitu sukar untuk keluar dari masalah itu karena tidak terlatih dengan seni melepas. Ada banyak orang tahu bahwa itu masalah namun tetap saja mereka tidak sanggup melepaskannya. 

    Atau ada juga beberapa orang yang begitu sukar untuk memaafkan orang yang menyakiti hatinya sehingga mereka-mereka yang disakiti sering memendam amarah (pajjaguru mabbenni: Bugis) yang membuat dirinya sendiri merugi. Benarkah orang yang menyakiti kita sedang memikirkan sakit yang kita rasa? Jika ya, mengapa dia menyakiti kita? Atau ia hanya tega berkata "emang gue pikirin'.

    Tidak apa-apa. Ini kesempatan baik Anda untuk menjadi orang luar biasa. Memberi maaf saat orang meminta dimaafkan itu biasa. Tapi memaafkan sebelum ia meminta maaf, itu menunjukkan Anda punya jiwa "luar biasa". Jangan lupa juga memaafkan diri Anda sendiri. Maafkan dan lepaskan masa lalu Anda. Hiduplah hari ini dan sambut masa depan Anda dengan bersyukur atas nikmat jantungmu yang masih terus berdetak teratur. Berprasangka baik kepada Allah atas segala yang terjadi pada diri Anda. Ingatlah nasihat dan tuntunan kode dari langit untuk Anda yang percaya.

    "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216).

    Ini adalah kaidah agung yang memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan orang-orang yang memahaminya dan mengambil petunjukny.a Ini adalah kaidah yang memilliki hubungan dengan salah satu pokok keimanan yang agung, yaitu “iman dengan Qadha 'dan Qadar.” Anda memang tidak mungkin melawan takdir, tapi Anda berhak "memilih stok-stok takdir" yang tersedia dan lebih baik untuk masa depan Anda. Sikap Anda menentukan takdir masa depan Anda. Segera "move on" dan ambil sikap. Semoga Allah menuntun Anda dan kita semua!


    Salam nalar kritis!