BLANTERORBITv102

    KESABARAN, MUTIARA & TOKOPEDIA

    Minggu, 31 Januari 2021

     


    KESABARAN, MUTIARA & TOKOPEDIA
    Kisah Penderitaan yang berujung Sukses

    1/2/2021

    Oleh: Muhammad Yusuf, Dosen UIN Alauddin dan STAI Al-Furqan Makassar

    Ketika Anda membaca tema di atas mungkin Anda sejenak berpikir atau menduga, seperti apa ya, kisah mutiara dan Tokopedia. Apakah ada mutiara yang dijual di Tokopedia? Oh, tidak begitu. Saya hendak menyampaikan kepada Anda bahwa mutiara dan Tokopedia tidak hadir secara tiba-tiba. Namun, telah melewati tantangan dan penderitaan. Sebuah kisah yang menginspirasi dan memotivasi Anda untuk menjadi petarung yang tangguh menghadapi segala tantangan dan kesulitan hidup. Setelah itu, kesulitan berlalu, dan Anda pemenangnya. Seperti apa ceritanya? Sabar! Kesabaran Anda adalah modal hidup Anda.

    Jika Anda ingin  mengambil hikmah dan inspirasi dari kisah-kisahnya, maka saya hendak menyampaikan kepada Anda, "Hikmah dari setiap peristiwa, selalu menyusul datangnya setelah peristiwa terjadi". Saya tertarik dengan worldview atau pandangan dunia dari  Alexandre Dumas, Ia mengatakan, "ketika Anda membandingkan dukacita dalam kehidupan nyata dengan kesenangan dalam khayalan, Anda tidak akan pernah ingin hidup lagi, hanya untuk bermimpi selamanya."

    Berikut ini adalah kisah kerang yang kelak menjadi mutiara. Bandingkan nilai atau harga kerang yang dijual di pinggir-pinggir jalan dengan sebutir mutiara dijual di toko perhiasan. Simak kisahnya!

    1. Penderitaan Kerang yang berakhir Indah

    Pada suatu petang yang sendu seekor anak kerang di dasar laut datang mengadu dan mengadu lagi pada ibunya. Sebutir pasir tajam bagai sembilu, telah memasuki tubuhnya yang merah dan lembek.

    ” Anakku”, kata sang ibu sambil mencucurkan air mata. “Tuhan tidak memberikan kepada kita-bangsa kerang-sebuah tangan pun, sehingga ibu tak bisa menolongmu. Sakit sekali, ibu tahu anakku. Namun terimalah itu sebagai takdir alam. Jadi, kuatkanlah hatimu, Nak. Jangan lagi terlalu lincah. Kerahkan semangatmu untuk melawan rasa ngilu itu. Tegarkan jiwamu untuk menanggung nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa engkau perbuat anakku,” bujuk ibunya dengan lembut namun pilu.

    Si anak kerang itu pun mencoba menuruti nasihat bundanya. Ada hasilnya memang, namun perih-pedih tak alang kepalang. Kadang, di tengah erang kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Namun, tak ada pilihan lain. Ia terus bertahan. Dan dengan banyak air mata ia berusaha tegar, mengukuhkan hati, menguatkan jiwa, berbulan-bulan lamanya.

    Tanpa disadarinya, sebutir mutiara mulai terbentuk di dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Kian lama kian bulat. Dan rasa sakit pun semakin berkurang. Mutiara semakin menjadi. Kini, bahkan rasa sakitnya pun terasa biasa. Dan ketika masanya tiba, sebutir mutiara besar, utuh, dan mengkilat akhirnya terbentuk sempurna.

    Si anak kerang berhasil mengubah pasir menjadi mutiara. Deritanya berubah menjadi mahkota kemuliaan. Air matanya menjadi harta yang sangat berharga. Dirinya sekarang, sebagai bentukan nestapa, lebih berharga daripada sejuta kerang lainnya yang/ cuma disantap orang di bawah naungan tenda-tenda di pinggir jalan yang bertuliskan ” Sedia Kerang Rebus”. Kristal kekecewaannya kini telah menjadi perhiasan mahal dan bergengsi tinggi di leher-leher indah para perempuan kaya yang menambah kejelitaan mereka.

    Kesabaran atas penderitaan itu menjadi kunci mengubah diri yang  "murah' menjadi mutiara yang mahal. Khalil Gibran mengatakan "Dari penderitaan telah muncul jiwa-jiwa terkuat; karakter yang paling masif dibakar dengan bekas luka." - 

    Kesabaran adalah pertolongan pertama. Anda minta tolong kepada Allah sekalipun, Anda tetap disuruh bersabar sebagai syarat utamanya. Kode petunjuk dari langit. "Mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat” (QS. Al Baqarah: 45).

    Kisah kerang tersebut mengajarkan kepada kita bahwa cara mendidik yang baik, yaitu ketika ibu kerang memotivasi anaknya, meneguhkan, dan menguatkan semangat dan keyakinannya. Ibu kerang menggali dan melejitkan potensi kesabaran anaknya dalam menghadapi kenyataan dan menjalani proses. Insyaallah, janji Allah pasti benar. 

    "Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh di untuk (mencari keridhaan) Kami, maka benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”. (QS. Al-Ankabut : 69).

    Sejalan dengan itu, pepatah bijak orang Bugis mengatakan "Ining nawa sabbarae lolongeng Gare deceng" (kesabaran yang tulus pasti berbuah kebaikan). Seperti halnya pula kalimat bijak "atipa natinulu laku-laku tmangingi naola Lete pammasena Puang-e" (hanya dengan kesungguhan sepenuh hati menjadi jalan Rahmat/pertolongan Tuhan).

    Pendidikan nilai karakter kesabaran tak cukup teori dan retorika belaka. Ujian kesabaran bukan dikemas dari ujian tertulis ataupun lisan. Kesabaran diuji dengan kesulitan dan penderitaan dan kunci jawaban atas kesulitan dan penderitaan itu adalah kesabaran dan kesungguhan.

    Anak kerang tersebut berhasil melewati kesulitan bermodalkan semangat dan ketaatan kepada sang ibu. Seorang ibu yang berhasil menanam semangat dengan penuh keyakinan disertai ungkapan doa tulus demi kesuksesan anaknya telah mengantarkan anaknya melewati kesulitan. Bagi Anda yang ingin meraih sukses, patuhi dan hormati ibu bapakmu. Nasihat mereka sepanjang tidak bertentangan dengan petunjuk agama wajib Anda taati. Sebagian kunci kesuksesan Anda ada di tangan mereka. Minta ridha dan raih dari mereka, niscaya ridha Allah pun Anda raih. Doakanlah mereka saat masih hidup dan ketika sudah wafat. Dan ingat! "Narekko madorakako ri indo ambo'mu mabelai decengnge' (jika durhaka pada ibu bapakmu maka kebaikan itu menjauh). 

    Ingatlah selalu orang yang paling setia mendampingi dan menguatkan serta mendoakan Anda saat Anda lemah dan masa-masa sulit. Dia adalah ibu bapakmu. Di saat Anda sukses, mereka tersenyum bahagia menatapmu dan melepaskan Anda perlahan dengan untaian doa agar Anda bahagia selalu. Mereka tak meminta balasan atas kebaikannya padamu. Ibumu laksana sang Suria, yang menyinari bumi tanpa meminta balasan. Mesk begitu, Anda diajarkan terimakasih dan doa untuk mereka dan bersyukur kepada Allah yang menancapkan rasa kasih sayang pada jiwa ibu bapakmu kepadamu.

    2. Setelah Gelap Terbitlah Terang

    Jangan kecewa dengan keadaan yang berubah, ambil langkah yang tepat. Anda pernah merasa kehilangan tempat bersandar? Jangan takut dan jangan pula bersedih, sebab Anda tidak sendirian. Ada banyak orang yang sama dengan Anda. Bahkan, mungkin mereka lebih berat cobaannya daripada apa yang Anda sedang alami saat ini. Penderitaan itu hadir bukan menyuruhmu menyerah, ia adalah sesi kehidupan tersendiri yang memberitahu bahwa Anda segera tiba ke destinasi yang Anda tuju. Teruslah melangkah! Sebentar lagi akan tiba. Jangan berbalik! Ada Allahush Shamad (Allah adalah tempat bergantung). 

    Anda kenal dengan William Tanuwijaya dan Tokopedia? Atau pernah membaca kisahnya? Saya tidak mengenal dia secara pribadi. Bahkan nama Tokopedia lebih familiar di memori saya daripada nama William. Ternyata, dia adalah salah satu pengusaha sukses Indonesia sekaligus pendiri salah satu situs jual beli online terbesar di Asia, yaitu Tokopedia. 

    Kesuksesan William tentu tidak terlepas dari usaha, kesungguhan, kerja kerasnya, dan sikapnya yang menuruti harapan orangtuanya. Pasca lulus SMA, ia  merantau ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan tinggi, mengikuti keinginan Ayah dan pamannya.

    Ia mengambil jurusan Teknik Informatika di Universitas Bina Nusantara (Binus). Sayangnya, pada tahun kedua perkuliahannya, ayah William jatuh sakit. Tumpuan harapan berubah jadi kecemasan. Wajar, tapi sesegera mungkin mesti ada solusi.

    Alhasil, mau tak mau William harus mencari pekerjaan sampingan agar tetap bisa berkuliah dan bertahan hidup di Jakarta. Bermula dari situasi mendesak dan tidak terduga itulah lantas memunculkan kecintaan William pada dunia internet, untuk pertama kali.

    Pekerjaan sampingannya sebagai seorang penjaga warnet ternyata mengantarkan William meluncurkan Tokopedia pada 2009. Tentunya, setelah melalui berbagai perjuangan yang tidak mudah. Tapi demi visi dan misi hidupnya, William tidak kehilangan arah.

    Memiliki misi pemerataan ekonomi melalui teknologi, Tokopedia saat ini menjadi salah satu perusahan perintis (startup) berstatus unicorn dengan valuasi lebih dari US$ 1 miliar atau lebih 1 trilliun rupiah. Lumayan, kan? Tapi, bukan itu inti pesannya. Poinnya adalah bagaimana ia menyikapi kondisi, itu yang menarik.

    Tak hanya itu, Tokopedia juga berhasil menyabet berbagai penghargaan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Keberhasilan Tokopedia mengantarkan William sebagai salah satu pengusaha muda sukses Tanah Air.

    Setidaknya selama 9 tahun terakhir, William memperoleh berbagai penghargaan. Salah satunya adalah Young Global Leaders pada tahun 2016, sebagai salah seorang pemimpin muda berpengaruh di dunia

    Pengalaman hidup William tersebut membuktikan bahwa kesuksesan memang keberuntungan, tapi bukan kebetulan.  Hellen Keller mengatakan "Karakter tidak dapat dikembangkan dalam kemudahan dan ketenangan. Hanya melalui pengalaman percobaan dan penderitaan, jiwa dapat diperkuat, visi menjadi jelas, ambisi terinspirasi, dan kesuksesan dicapai." 

    Saya teringat dengan pesan bijak orang Bugis "Aggurui mbo manrasa-manrasae. Mamoare Maccako matti rinyameng-e'. Artinya: "belajarlah dari penderitaan. Semoga kelak Anda pandai dalam kenikmatan". Kesulitan mengajarkan arti hidup berjuang. Tanpa kesulitan, Anda takkan pernah tau arti sebuah kesabaran dan kesungguhan. Penderitaan adalah pelajaran yang tidak dikonstruksi oleh kurikulum. Tidak ada "matakuliah Penderitaan".  Akan tetapi, pengalaman itu mengajarkan lebih dari sekedar ilmu, bahkan ia hadir mengajarkan kepada Anda "hikmah". Al-Hikmah itu adalah pemberian dari Tuhan yang melampaui kalkulasi ilmu pengetahuan  modern. Lihatlah! Luqman Al-Hakim diberi hikmah dan diabadikan namanya dalam lembaran Al-Qur'an yaitu "Surah Luqman".

    Allah mengajukan dua jenis soal ujian kepada kita, yaitu soal ujian kesulitan dan kenyamanan. Kunci jawaban atas soal ujian kesulitan hidup adalah "sabar". Sedangkan kunci jawaban atas soal kenikmatan adalah "syukur". Ikhlaskan semua yang terjadi, hadapi dan jangan jadi pecundang. Respon dengan sikap yang tepat. Kalau semua serba mudah, maka Anda takkan pernah tau arti dan makna hidup berjuang. Selamat berjuang. Siapkan diri Anda menyambut kemenangan. Camkanlah, "Maka sesungguhnya bersama  kesulitan itu pasti ada kemudahan, (sekali lagi), sesungguhnya bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan" (QS. Al-Insyirah: 5-6).


    Salam nalar kritis!