Dosen UIN Alauddin dan STAI Al-Furqan Makassar
Samata, 26/02/2021
Pendahuluan
Saya tiba-tiba teringat dengan satu kalimat begini: "Dalam hidup ini, jika kamu tak mau membantu sesama, maka kamu bukan benar-benar hidup, kamu hanya bernapas." Kalimat ini menurut hemat saya, ini sebuah makna hidup. Hidup itu ditandai dengan hadirnya prinsip saling membantu sesama.
Semua orang senang disebut dirinya membantu orang lain. Jika orang lain tidak menyebutnya sebagai orang baik yang suka membantu orang lain maka ia sendiri menyebutkan kebaikan dirinya kepada orang lain. Itu artinya, semua sepakat bahwa pada dasarnya, membantu orang lain dalam kebaikan itu adalah baik.
Utsman bin Affan tak bercerita tentang kebaikan dirinya di dalam menolong agama Allah, namun ia dicatat dengan tinta emas sejarah. Kekayaan Utsman menjadi jalan kebaikan dirinya. Kekayaan beliau adalah untuk dirinya dan untuk orang lain.
Kontribusi Utsman bin Affan
Kaum Muslim sedang didera derita. Kekeringan panjang melanda. Banyak lahan pertanian tak menghasilkan apa-apa. Khalifah Abu Bakar, orang paling bertakwa dari umat Muhammad Saw. saat itu sedang berkuasa. Namun, ujian Allah Swt. bisa datang kapan saja.
''Dan sesungguhnya Kami akan beri kamu ujian dengan sebagian dari ketakutan dan kelaparan dan kekurangan harta dan jiwa dan buah-buahan, dan berilah kabar gembira kepada mereka yang sabar.'' (QS Al-Baqarah: 155).
Dalam situasi seperti itu, tak sedikit pedagang mencoba meraih laba berlipat ganda. Namun, ada saja saudagar berhati mulia. Padahal, peluang menumpuk harta telah di depan mata.
Dialah Utsman bin Affan yang digelari sang pemilik dua cahaya karena menikahi dua putri Rasulullah Saw. dalam kesempatan berbeda. Saat itu, kapal-kapal niaganya yang mengangkut komoditas pangan semacam jagung, minyak (mentega), dan kismis baru tiba.
Jumlahnya hanya bisa diangkut seribu unta. Para pedagang dan broker pencari rente menawarkan harga berlipat ganda. Bahkan, ada yang menawar hingga sepuluh kali lipat harga biasa. Tapi, Utsman menolaknya dengan cara halus.
''Adakah yang berani membeli lebih dari 700 kali lipatnya?'' Semua pedagang terpana. Mereka membayangkan, jika harga setinggi itu dengan manipulasi pasar selicik apa pun, takkan pernah meraih laba.
''Bila demikian, semua ini kujual kepada Allah,'' sambung Utsman seraya membagi-bagikan dagangannya kepada kaum miskin begitu saja. Angka 700 kali lipat merujuk pada Alquran QS Al-Baqarah ayat 261, sebagai ganjaran berinfak di jalan-Nya.
Sumbangan Utsman jelas luar biasa. Bila volume satu truk kontainer setara dengan muatan 25 unta, maka ada 40 kontainer sedekahnya. Pernahkah kita melihat konvoi kontainer sebanyak itu milik seorang pedagang saja? Lalu, pernahkah kita m
Mengetahui ada barang impor diinfakkan semudah membalik telapak tangan. Padahal, harga sedang melambung dan suplai di pasar nyaris tidak ada?
Utsman benar, sebagai saudagar dia tidak perlu silau dengan laba di dunia. Sebab, sebesar apa pun untungnya, harta itu takkan dibawa serta kala nyawa meninggalkan raga. Justru, simpanan sejati adalah harta yang dizakatkan, diinfakkan, disedekahkan, diwakafkan, dan dipinjamkan di jalan Allah Swt.
Jauh sebelumnya, Utsman telah didoakan Rasulullah Saw. agar semua dosa diampuni-Nya. Utsman pun dijamin masuk surga. Itu karena dia membiayai puluhan ribu serdadu perang Tabuk yang melawan Romawi, baik pangan, minuman, kendaraan, maupun senjatanya. Di antara doa Rasulullah Saw. untuk Utsman adalah sebagai berikut:
عَنْ حَسَّانَ بْنِ عَطِيَّةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «غَفَرَ اللَّهُ لَكَ يَا عُثْمَانُ مَا قَدَّمْتَ، وَمَا أَخَّرْتَ، وَمَا أَسْرَرْتَ، وَمَا أَعْلَنْتَ، وَمَا أَخْفَيْتَ، وَمَا أَبْدَيْتَ، وَمَا كَانَ، وَمَا هُوَ كَائِنٌ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Dari Hasan bin Athiyyah, berkata, "Rasulullah Saw. bersabda,"Semoga Allah Swt. mengampuni bagimu wahai Utsman (dosa) yang lewat dan sekarang, dan dosa tak terlihat atau yang tampak, apa yang engkau sembunyikan dan tunjukkan, apa yang telah lalu dan sekarang hingga hari kiamat.
Riwayat ini mengisyaratkan bahwa dengan mendermakan hartanya, Utsman diampuni dosa-dosanya. Petunjuk umum hadis ini juga tentu berlaku bagi umat Rasulullah Saw. yang lain. Kalau kita kembali pada tulisan sebelumnya, melepas berarti menerima. Melepas harta berarti akan menerima banyak hal yang lebih baik dalam berbagai bentuknya.
Catatan Akhir
Utsman bin Affan, Khalifah ketiga adalah sahabat Rasulullah Saw. yang harum namanya karena beberapa hal. Pertama, beliau orang kaya yang saleh dan dermawan. Kedua, seorang khalifah yang menyatukan mushaf demi menjaga persatuan umat dan menyelamatkan mushaf Al-Qur'an dari ancaman kepunahannya. Ketiga, menikah dua putri Rasulullah Saw, sehingga beliau disebut Dzu Nur'ain. Keempat, dua kali hijrah menyertai Rasulullah Saw., yaitu ke Madinah dan ke Utopia. Dengan demikian, ia disebut shahin al-hijratain.
0 komentar