BLANTERORBITv102

    PENGULANGAN (KAIDAH TIKRAR)

    Rabu, 26 Maret 2025

    Pengulangan dan Kaidah Tikrar dalam Al-Quran

    Al-Qur'an, kitab suci umat Islam, mengandung berbagai kaidah bahasa yang memiliki kedalaman makna dan keberagaman dalam penyampaiannya. Salah satu aspek bahasa yang sering digunakan dalam Al-Qur'an adalah pengulangan atau dalam istilah Arab disebut dengan "tikrar." Pengulangan ini menjadi salah satu ciri khas dalam Al-Qur'an yang memiliki berbagai tujuan, baik dari sisi linguistik, psikologis, teologis, maupun pedagogis. Dalam tulisan ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai pengulangan dalam Al-Qur'an (kaidah tikrar), mencakup bentuk, tujuan, dan dampaknya terhadap pemahaman umat Islam.

    Pengertian Kaidah Tikrar

    Kata "tikrar" dalam bahasa Arab secara harfiah berarti mengulang atau mengucapkan sesuatu untuk kedua kalinya atau lebih. Dalam konteks Al-Qur'an, tikrar merujuk pada pengulangan kata, frasa, atau kalimat tertentu yang ditemui dalam teks wahyu ini. Pengulangan ini bisa ditemukan pada tingkat kata, ayat, bahkan tema tertentu yang muncul berulang-ulang dalam berbagai surah. Kaidah tikrar bukan hanya sekadar pengulangan kata atau frasa, tetapi juga memiliki maksud dan tujuan tertentu yang mendalam.

    Bentuk-bentuk Pengulangan dalam Al-Qur'an

    Pengulangan Kata atau Frasa

    Salah satu bentuk tikrar yang paling mudah ditemukan dalam Al-Qur'an adalah pengulangan kata atau frasa tertentu. Misalnya, kata "rabb" (Tuhan) yang sering kali diulang untuk menegaskan kehadiran dan peranan Tuhan dalam kehidupan manusia. Begitu juga dengan kata "rahmah" (rahmat) dan "hikmah" (hikmah) yang sering diulang untuk menggambarkan sifat-sifat Allah yang penuh kasih dan bijaksana.

    Contoh lainnya adalah pengulangan kalimat "inna ma'a al-usri yusra" (sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan) yang terdapat dalam Surah Al-Insyirah (94:6), yang diulang dua kali dalam satu ayat. Pengulangan ini menegaskan bahwa setiap kesulitan yang dihadapi akan selalu disertai dengan kemudahan.

    Pengulangan Ayat atau Potongan Ayat

    Dalam beberapa surah, terdapat ayat-ayat yang diulang dalam bentuk potongan yang hampir identik. Salah satu contoh terkenal adalah pengulangan ayat dalam Surah Al-Fatihah yang terdiri dari tujuh ayat, dengan pengulangan tema permohonan untuk petunjuk dan rahmat Allah. Selain itu, pengulangan ini sering kali digunakan dalam surah-surah yang berkaitan dengan doa-doa, seperti Surah Al-Baqarah, di mana kalimat "Ya ayyuhal-ladhina amanu" (wahai orang-orang yang beriman) diulang beberapa kali untuk menyampaikan perintah-perintah Allah.

    Pengulangan Tema atau Konsep

    Beberapa tema atau konsep yang sangat penting bagi umat Islam sering kali diulang dalam Al-Qur'an. Contohnya adalah pengulangan tentang keesaan Tuhan (Tawhid), kehidupan akhirat, serta ajaran moral dan etika. Surah Al-A'raf, misalnya, mengulang pesan-pesan tentang perlunya memperhatikan tanda-tanda kekuasaan Tuhan dan kewajiban manusia untuk menjalankan perintah-Nya.

    Tujuan dan Makna Pengulangan dalam Al-Qur'an

    Pengulangan dalam Al-Qur'an bukan hanya sekadar bentuk gaya bahasa, tetapi juga memiliki tujuan yang mendalam, baik dari sisi spiritual, psikologis, maupun pedagogis. Berikut adalah beberapa tujuan utama dari pengulangan dalam Al-Qur'an:

    Memperkuat Ingatan dan Pemahaman

    Pengulangan dalam Al-Qur'an berfungsi untuk memperkuat ingatan umat Islam tentang ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya. Manusia memiliki kecenderungan untuk melupakan, sehingga dengan pengulangan, pesan-pesan penting dari Allah dapat lebih mudah dipahami dan diterima dalam hati. Misalnya, pengulangan tentang kehidupan akhirat dan pentingnya amal saleh mengingatkan setiap individu untuk selalu memperbaiki diri dan memperhatikan tujuan hidup mereka di dunia dan akhirat.

    Menguatkan Keyakinan

    Pengulangan dalam Al-Qur'an juga berfungsi untuk menguatkan keyakinan umat Islam terhadap ajaran agama. Dalam menghadapi cobaan dan tantangan hidup, pengulangan ayat-ayat yang mengandung pesan optimisme, seperti "inna ma'a al-usri yusra" (sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan), akan memberikan ketenangan dan kekuatan batin. Pengulangan ini memperingatkan bahwa setelah kesulitan pasti ada kemudahan yang datang dari Allah.

    Meningkatkan Keterikatan Emosional dengan Pesan Al-Qur'an

    Salah satu fungsi pengulangan dalam Al-Qur'an adalah untuk menumbuhkan keterikatan emosional pembaca atau pendengar dengan wahyu Allah. Misalnya, pengulangan kalimat "Bismillahirrahmanirrahim" di awal setiap surah (kecuali Surah At-Tawbah) memberikan rasa kedekatan dengan Tuhan dan menumbuhkan rasa syukur serta pengharapan akan rahmat-Nya. Pengulangan ini, meskipun sederhana, memberikan dampak yang besar dalam mendekatkan hati umat Islam kepada Allah.

    Menegaskan atau Menyampaikan Hukum atau Keputusan

    Dalam banyak kasus, pengulangan dalam Al-Qur'an juga digunakan untuk menegaskan hukum atau keputusan yang ditetapkan oleh Allah. Pengulangan ayat-ayat yang berhubungan dengan kewajiban ibadah, seperti salat dan zakat, dimaksudkan untuk menegaskan pentingnya pelaksanaan kewajiban ini. Selain itu, pengulangan mengenai larangan-larangan tertentu, seperti larangan terhadap riba dan perbuatan dosa lainnya, bertujuan untuk menegaskan bahwa umat Islam harus menjauhi hal-hal tersebut dengan sungguh-sungguh.

    Mengatasi Keraguan dan Kebingungan

    Dalam menghadapi situasi-situasi yang penuh keraguan atau kebingungan, pengulangan dalam Al-Qur'an berfungsi untuk memberikan penjelasan yang lebih tegas dan menghilangkan kebingungan. Misalnya, dalam beberapa ayat yang berkaitan dengan takdir dan ketentuan Allah, pengulangan ini membantu umat Islam memahami bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah bagian dari takdir-Nya yang sempurna, meskipun terkadang sulit untuk dipahami oleh akal manusia.

    Hikmah dari Pengulangan dalam Al-Qur'an

    Pengulangan dalam Al-Qur'an tidak hanya memberikan manfaat dalam konteks pemahaman langsung terhadap teks, tetapi juga membawa hikmah yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa hikmah yang dapat diambil dari pengulangan dalam Al-Qur'an:

    Keteraturan dan Keseimbangan dalam Hidup

    Pengulangan dalam Al-Qur'an mengajarkan umat Islam untuk selalu mengingat Allah dalam setiap aspek kehidupan mereka. Ini mengajarkan pentingnya keteraturan dan keseimbangan, di mana setiap aktivitas harus dilakukan dengan niat yang tulus kepada Allah. Keseimbangan antara dunia dan akhirat, ibadah dan aktivitas sehari-hari, akan menciptakan kehidupan yang lebih harmonis dan penuh berkah.

    Kesabaran dan Ketabahan

    Pengulangan pesan-pesan yang mengingatkan tentang kesulitan dan kemudahan mengajarkan umat Islam untuk bersabar dan tabah dalam menghadapi ujian hidup. Pengulangan ini menumbuhkan kesadaran bahwa hidup ini penuh dengan ujian, tetapi setiap kesulitan akan disertai dengan kemudahan yang datang dari Allah.

    Perlunya Mengulang Ibadah

    Pengulangan dalam Al-Qur'an juga mengajarkan pentingnya mengulang ibadah-ibadah yang telah diperintahkan oleh Allah, seperti salat, zakat, dan puasa. Pengulangan ibadah ini tidak hanya mendekatkan umat kepada Allah, tetapi juga memperkuat ketakwaan dan mendidik jiwa untuk terus berada dalam kesadaran spiritual.

    Penutupl

    Pengulangan dalam Al-Qur'an atau kaidah tikrar adalah salah satu bentuk keindahan bahasa yang digunakan untuk menegaskan pesan-pesan penting dan memperkuat pemahaman umat Islam terhadap ajaran agama. Melalui pengulangan ini, umat Islam diajarkan untuk selalu mengingat Allah, bersabar dalam menghadapi cobaan, dan berusaha memperbaiki diri secara terus-menerus. Pengulangan juga memiliki tujuan pedagogis yang mendalam, yakni memperkuat ingatan, keyakinan, dan emosi umat Islam terhadap ajaran yang terkandung dalam Al-Qur'an. Dengan memahami dan mengamalkan hikmah dari pengulangan ini, umat Islam dapat memperoleh manfaat yang besar dalam kehidupan spiritual dan duniawi mereka.