Penulis: Muhammad Yusuf
Dosen UIN Alauddin dan STAI Al-Furqan Makassar
Samata-Gowa, 11-03-2021
Prolog
Para mahasiswa dan Pembaca yang bijaksana! Setelah beberapa hari Anda membaca tulisan yang agak serius maka tulisan ini saya hadirkan untuk Anda agar membacanya sambil tersenyum. Kebetulan saja di rak buku saya ada sebuah buku dongeng untuk anak. Cerita dongeng ini pernah saya muat di dalam salah satu buku yang saya tulis. Kisah dongeng ini Anda juga bisa temukan di berbagai media. Meski begitu, di sini saya angkat untuk mendasari inspirasi yang hendak saya sampaikan.
Manusia itu ada yang suka menceritakan kelebihan dirinya kepada mitra bicaranya. Dari awal hingga akhir dominan hanya menceritakan kelebihan dirinya. Sebaliknya, Anda juga mungkin kerap kali mendengar orang berbicara memuji kelebihan orang lain.Mungkin Anda juga punya pengalaman yang mirip atau serupa dengan itu. Dia bisa melihat kelebihan kawan-kawannya. Dia pun ingin seperti mereka. Dia selalu merasakan sesuatu yang kurang pada dirinya setiap kali melihat kelebihan kawan-kawannya. Seolah dia tak punya kesempatan melihat kelebihan dan potensi dirinya sendiri.
Tipologi manusia yang pertama itu tidak sulit Anda jumpai. Banyak yang demikian. Sementara yang kedua, mungkin juga tidak sedikit. Yaitu, dia tidak fokus melihat potensi dirinya. Hanya iri meratap dan ingin seperti orang lain yang dianggapnya istimewa. Cerita tentang kura-kura dan binatang lainnya mengilustrasikan tentang tipologi tersebut.
Cerita Kura Kura
Di suatu ketika, di sebuah danau, hiduplah seekor kura-kura. Ia selalu berada di sana, dan tak pernah pergi ke mana pun.
Di sore hari, kura-kura duduk sendiri di sebuah batu tepi danau tersebut. Ia menikmati udara sore yang cerah. Tiba-tiba, seekor kupu-kupu terbang melintas. Kupu-kupu itu sangat anggun, berpindah dari satu bunga ke bunga yang lain.
“Alangkah indahnya kupu-kupu itu. Andai aku bisa seindah Kupu-kupu,” gumam Kura-kura. Seandainya aku juga bisa terbang seperti kupu-kupu itu'.
Hanya berselang beberapa saat kemudian, seekor kelinci lewat dan berlari sangat kencang. Ia bisa berlari tanpa menabrak.
“Wow, hebat sekali Kelinci itu, bisa berlari sangat kencang. Andai aku bisa seperti Kelinci, pasti aku bisa cepat sampai tujuan. Sayang, aku hanya Kura-kura. Lariku pun lamban,” keluh Kura-kura sambil melihat bayangannya sendiri di air danau. Ia tertunduk sedih.
Dalam kondisi kura-kura tertunduk sedih, tiba-tiba saja, di permukaan air muncul bayangan kawanan burung yang terbang di langit. Kura-kura lantas melihat ke langit. Kawanan burung terbang dengan sangat indah. Mata Kura-kura pun berbinar.
“Bahagianya kawanan burung itu. Pasti sangat menyenangkan bisa terbang bebas seperti mereka,” ucap Kura-kura.
Ia (kura-kura) membayangkan dirinya bisa terbang bebas seperti burung. Ia pernah mendengar cerita dari Angsa, bahwa dunia luar sangat indah. Apalagi, jika dilihat dari langit. Tapi, Kura-kura kembali bersedih. Ia sadar, bahwa ia hanya seekor kura-kura. Jangankan terbang, berlari pun ia lamban.
Kura-kura yang sedih itu kermudian menceburkan dirinya ke danau. Namun, tiba-tiba… Dor!!!
Terdengar bunyi ledakan. Sepertinya itu adalah suara tembakan dari pemburu. Tak lama setelah itu, terdengar teriakan meminta tolong.
“Tolong! Tolong!!!” Suara itu berasal dari permukaan danau.
Kura-kura bergegas kembali ke permukaan. Benar saja. Di sana ada burung yang tadi terbang di angkasa. Burung itu tampak kelabakan, karena tak bisa berenang. Mungkin tadi ia terkena tembakan ke dari si pemburu.
Kura-kura pun berenang mendekat, dan mengangkat burung itu dengan menggunakan cangkangnya. Burung itu dibawanya ke tepi danau.
“Terima kasih, Kura-kura. Kamu memang hebat, bisa berenang. Aku tak tahu apakah aku bisa selamat atau tidak tadi jika tak ada kamu,” ucap terima kasih Burung itu.
Kura-kura pun tersadar. Semua makhluk memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Burung contohnya. Meski ia bisa terbang bebas, tapi ia tak bisa berenang. Sedangkan Kura-kura meskipun Ia tak bisa terbang, tapi ia bisa berenang bebas.
Pesan Moral
Untuk Anda atau orang di sekitar Anda, sebaiknya Anda menerima kenyataan atas takdir diri Anda. Tatap ke dalam diri bahwa Anda adalah makhluk yang memiliki potensi yang dahsyat, berbeda dengan makhluk lainnnya, bahkan berbeda dengan orang lain. Memang, Tuhan menciptakan makhluk-Nya dengan kelebihan masing-masing, Jadi, Jangan iri dengan orang lain, Pasti ada keistimewaan yang kamu miliki yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Anda adalah orang pertama yang mesti menerima diri Anda apa adanya sebelum orang lain. Penerimaan diri adalah awal dari momentum kebangkitan menemukan potensi. Dengan sikap Anda yang menerima diri dan berikhtiar melejitkan potensi diri maka Anda akan menjadi makhluk yang unik.
Justru, di balik takdir Anda, terdapat potensi untuk menjadi orang yang unik. Perbedaan Anda dengan orang lain bukanlah kekurangan. Boleh jadi perbedaan itu adalah keunikan Anda. Tugas Anda adalah mengenali potensi diri Anda dan melejitkannya untuk menjadi orang yang unik. Tidak ada gunanya meratapi keadaan. Terima dengan hati damai. Tidaklah selamanya keadaan itu yang menentukan kesuksesan Anda, tapi lebih banyak sikap Andalah yang menentukan.
Menjadi pemenang tidak harus mengalahkan kemampuan orang lain. Cukup Anda temukan potensi diri. Selanjutnya, fokus mengembangkan potensi diri maka Anda akan berbeda dengan orang lain. Ketahuilah bahwa bukanlah persamaan Anda dengan orang lain yang membuat Anda menjadi istimewa. Justru, ketika Anda sama dengan orang-orang lain, Anda akan menjadi biasa. Anda menjadi unik dan istimewa karena berbeda dengan yang lain.
Kura kura menjadi unik karena ia bisa berenang dan membantu seekor burung yang terjatuh ke danau. Kura kura menjadi istimewa bukan karena bisa berlari kencang seperti kelinci. Bukan pula karena ia bisa terbang seperti kupu-kupu. Di balik ketidakmampuan kura kura untuk berlari kencang atau terbang, ia diberi kemampuan dan potensi diri untuk terampil berenang. Dan, itulah yang menjadikan dirinya unik dan istimewa. Kupu kupu, kelinci, dan burung tak mampu berenang.
Keterbatasan Anda boleh jadi merupakan kelebihan orang lain maka janganlah menyombongkan diri. Sebaliknya, keterbatasan orang lain boleh jadi merupakan kelebihan Anda lain, maka berhentilah bersedih dan meratapi nasib. Tidak ada orang meratap menjadi istimewa. Menjadi istimewa itu karena ia atau anda melakukan hal.berbeda. Ketika itulah Anda mampu menolong dan memberi pertolongan kepada orang lain. Sebab Anda mampu melakukan hal yang tidak mampu dilakukan orang lain.
Dalam konteks pendidikan, kita mesti memahami bahwa pendidikan bukanlah proses pertandingan kecerdasan dan kepintaran. Pendidikan adalah proses untuk membantu para peserta didik untuk menemukan dan menumbuh-kembangkan potensinya masing-masing. Dengan potensi yang beragam itu, mereka akan bertumbuh dan berkembang menjadi generasi unggul, unik, dan istimewa sesuai dengan potensinya masing-masing.
Kita diberi potensi dan kemampuan yang beragam. Allah memang Maha Kreatif (al-Khaliq) Nah, jati diri kita terdapat pada kemampuan untuk menjadi orang yang berkontribusi terhadap kehidupan. Dalam.satu hadis dikatakan, خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).
Allahu wa Rasuluhu a'lam
0 komentar