Penulis: Prof. Dr. H. Muhammad Yusuf, S.Ag., M.Pd.I.
Guru Besar Ilmu Tafsir UIN Alauddin Makassar
Prolog
Dalam dekade terakhir, dunia pendidikan telah menyaksikan perubahan besar dalam pendekatan dan teori-teori yang diterapkan. Seiring dengan perkembangan teknologi dan metode pembelajaran baru, gagasan mengenai pembelajaran yang lebih personal dan berbasis pada kebutuhan individu semakin mengemuka. Namun, seiring dengan itu, tantangan baru juga muncul, salah satunya adalah bagaimana menjaga kualitas dan integritas dalam proses pendidikan yang semakin kompleks ini.
Salah satu elemen yang tak boleh diabaikan adalah pengawasan terhadap setiap aspek pembelajaran, baik dari segi materi, metode, maupun interaksi antara pengajar dan peserta didik. Ayat 18 dalam surah Qaf, "Tidak ada suatu kata pun yang terucap, melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)" (Q.S. 50:18), mengingatkan kita bahwa setiap kata yang kita ucapkan dan setiap tindakan yang kita ambil selalu diawasi. Dalam konteks pendidikan, ini berfungsi sebagai pengingat untuk selalu menjaga akuntabilitas dan tanggung jawab dalam menyampaikan ilmu dan mendidik generasi masa depan.
Analisis Kebahasaan
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ ١٨
Terjemahnya: "Tidak ada suatu kata pun yang terucap, melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)" (18)
Ayat ini memiliki struktur yang jelas dan padat, dengan kalimat yang menunjukkan hubungan sebab-akibat yang menyentuh pada kekuasaan Allah yang Maha Mengetahui. Dalam ayat ini, penggunaan kata "يَلْفِظُ" (terucap) sebagai kata kerja menunjukkan fokus pada perkataan manusia yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, kata "مِنْ قَوْلٍ" (suatu kata) memberikan penekanan pada setiap kata yang diucapkan, baik secara sadar atau tidak. Penambahan "لَدَيْهِ" (di sisinya) menunjukkan bahwa tidak ada yang luput dari pengawasan-Nya, dan kata "رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ" (malaikat pengawas yang selalu siap) mempertegas sifat malaikat yang selalu siap mencatat setiap perkataan manusia.
Ayat ini memanfaatkan gaya bahasa yang kuat untuk menekankan ketelitian Allah terhadap setiap ucapan manusia. Penggunaan balaghah terlihat pada istilah "رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ", yang berarti malaikat pengawas yang senantiasa siap. Kedua kata sifat ini memperlihatkan sifat yang kuat dan siap sedia dalam memantau, yang menggambarkan kekuatan pengawasan Allah yang tidak pernah tidur. Ini juga menunjukkan betapa pentingnya setiap kata yang diucapkan manusia, karena semua ucapan itu akan dicatat oleh malaikat yang tidak terlewatkan. Penggunaan struktur kalimat ini menciptakan rasa kewaspadaan bagi orang yang membaca atau mendengarnya, mengingatkan bahwa setiap kata memiliki dampak dan konsekuensi.
Ayat ini memberikan makna yang dalam mengenai kesadaran manusia tentang setiap perkataan yang diucapkan. "Tidak ada suatu kata pun yang terucap" menegaskan bahwa segala sesuatu yang diucapkan, baik itu positif atau negatif, diperhatikan oleh Allah. Istilah "رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ" memiliki konotasi yang menggambarkan bahwa pengawasan itu tidak hanya hadir, tetapi selalu siap dan tidak terlewatkan sedikit pun. Malaikat ini tidak hanya mencatat, tetapi menjaga dan mengawasi setiap kata dengan teliti. Ini mengingatkan kita akan pentingnya berhati-hati dalam berkata, karena setiap kata yang keluar dari mulut kita dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
Tanda yang terdapat pada ayat ini menunjukkan hubungan antara kata dan tindakan. "مَا يَلْفِظُ" (tidak ada yang terucap) menjadi tanda bahwa setiap kata memiliki makna yang harus dipertanggungjawabkan. Kemudian, kata "رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ" berfungsi sebagai simbol dari pengawasan yang selalu siap sedia. Malaikat sebagai tanda dari pencatat setiap ucapan manusia, menghubungkan makna moral bahwa segala sesuatu yang kita ucapkan berhubungan dengan pengawasan ilahi. Tanda ini juga memperingatkan bahwa tidak ada yang bisa terlepas dari pengamatan Allah, baik itu perkataan yang tampak kecil sekalipun. Secara keseluruhan, ayat ini menggugah kesadaran untuk lebih berhati-hati dalam berbicara.
Penjelasan Mufassir
Tafsir Al-Maragi terhadap Q.S. Qaf ayat 18 menjelaskan bahwa setiap perkataan yang diucapkan oleh manusia tidak ada yang terlewatkan dari pengawasan dan pencatatan malaikat yang telah ditugaskan untuk mencatatnya. Al-Maragi menegaskan bahwa malaikat yang disebutkan dalam ayat ini bertugas untuk mencatat setiap perkataan manusia secara teliti. Perkataan tersebut bisa berupa kata yang baik atau buruk, namun semua dicatat untuk kemudian dipertanggungjawabkan pada hari kiamat.
Ayat ini memberikan peringatan penting bagi umat manusia untuk lebih berhati-hati dalam berbicara, karena setiap kata yang keluar dari mulut akan dihadapkan pada catatan amal yang tidak bisa disembunyikan atau diubah. Dalam tafsirnya, Al-Maragi juga menekankan bahwa malaikat pengawas ini tidak pernah lalai dan senantiasa berada di dekat manusia, siap mencatat setiap ucapan, sekecil apapun itu.
Sementara itu, Ali Ash-Shabuni dalam tafsirnya juga mengungkapkan makna serupa, namun dengan penekanan pada ketelitian malaikat yang mencatat setiap perkataan manusia. Ia mengartikan bahwa "malaikat pengawas yang selalu siap" berarti malaikat tersebut selalu siaga dalam melaksanakan tugasnya. Kata "‘Atid" yang digunakan dalam ayat ini menunjukkan bahwa malaikat itu bukan hanya siap, tetapi juga selalu berada dalam kondisi siap sedia dan memiliki kekuatan yang luar biasa untuk mencatat tanpa pernah terlambat.
Ash-Shabuni juga menjelaskan bahwa malaikat tersebut akan mencatat segala bentuk perkataan, baik itu perkataan yang diucapkan dengan sengaja maupun yang terucap tanpa disengaja. Hal ini menunjukkan pentingnya untuk menjaga lidah, karena setiap ucapan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
Pendidikan dan Pembelajaran Terkini
Ayat ini memiliki relevansi yang mendalam dengan perkembangan pendidikan dan pembelajaran modern, khususnya terkait dengan pentingnya komunikasi yang efektif dan etika berbicara. Di era digital saat ini, ucapan dan tulisan mudah tersebar luas melalui media sosial, dan setiap perkataan bisa memiliki dampak besar. Oleh karena itu, pendidikan moral dan etika berbicara sangat penting untuk diterapkan dalam konteks pembelajaran.
Tafsir Q.S. Qaf ayat 18 mengingatkan kita akan pentingnya tanggung jawab atas apa yang kita ucapkan, termasuk dalam dunia maya. Pendidikan saat ini tidak hanya berfokus pada pengajaran ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan etika peserta didik. Salah satunya adalah dengan mengajarkan mereka untuk bijak dalam berbicara, baik secara langsung maupun melalui media digital.
Selain itu, perkembangan teknologi informasi yang memungkinkan manusia untuk berkomunikasi secara cepat dan masif, perlu diimbangi dengan pendidikan yang mengajarkan tanggung jawab atas perkataan. Konsep "malaikat pengawas" yang tercatat dalam ayat ini dapat dijadikan sebagai metafora dalam pembelajaran untuk membentuk kesadaran pada generasi muda akan pentingnya mengontrol diri dalam berbicara, agar setiap kata yang keluar menjadi positif dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Selain itu, dalam konteks pembelajaran, pengajaran mengenai pentingnya berbicara yang baik dan benar sejalan dengan konsep "nilai karakter" yang diterapkan dalam kurikulum pendidikan saat ini. Oleh karena itu, pesan dalam Q.S. Qaf ayat 18 bukan hanya berfungsi sebagai nasihat spiritual, tetapi juga dapat diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan untuk menanamkan nilai-nilai akhlak mulia yang relevan dengan perkembangan zaman.
Epilog
Relevansi ayat ini dalam konteks pendidikan semakin terasa ketika kita menyadari bahwa setiap kata yang diucapkan oleh pendidik atau peserta didik memiliki dampak besar. Tidak hanya dalam aspek akademik, tetapi juga dalam pembentukan karakter dan moral. Pendidikan bukan hanya sekadar mentransfer pengetahuan, tetapi juga tentang membangun integritas dan kesadaran. Dengan pengawasan yang hadir dalam setiap kata, ayat ini mengajak kita untuk selalu bertanggung jawab atas setiap pengajaran yang diberikan dan setiap ilmu yang disebarkan. Sebab, pada akhirnya, akuntabilitas dalam pendidikan adalah investasi bagi masa depan umat manusia.
0 komentar