BLANTERORBITv102

    KEGAGALAN MERUPAKAN ANAK TANGGA MENUJU KESUKSESAN

    Rabu, 27 Januari 2021


    KEGAGALAN MERUPAKAN ANAK TANGGA MENUJU KESUKSESAN

    28/1/2021

    Oleh: Muhammad Yusuf, Dosen UIN Alauddin dan STAI Al-Furqan Makassar


    Tulisan ini sebenarnya saya peruntukkan bagi mahasiswaku. Namun, saya berterimakasih apabila Anda yang bukan mahasiswa juga turut meluangkan waktu untuk membacanya. Terimaksih. Siapa tau - dan mudah-mudahan-ada manfaatnya juga untuk Anda yang membaca coretan ini.

    Ada orang berkata, kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Mungkin ada benarnya, dan saya tidak ingin mendebatnya. Namun, saya ingin mengatakan juga, "kegagalan adalah anak tangga kesuksesan". Bila Anda menemukan kegagalan itu, jangan berhenti, teruskan saja untuk menapaki anak tangga berikutnya!. Bisa jadi anak tangga berikutnya di situ anak tangga kesuksesanmu.  

    Beberapa buku biografi dan otobiografi tokoh yang sukses dan  inspiring pernah saya baca, dan saya menikmatinya. Yang berkesan bagi saya sebagai pembaca adalah kisah penderitaan dan kegagalannya yang berkali-kali. Setelah itu, mereka sukses. Saya mencatat bahwa "kesuksesan merupakan harga atau nilai tukar dari kegigihan dan kesungguhan serta kesabaran melewati sejumlah kegagalan dan kesulitan demi kesulitan".

    Saya ingin mengatakan bahwa mengapa saya atau Anda gagal dalam satu urusan? Dengan kejujuran mengungkap penyebab dan pengalaman Anda melewati sejumlah kegagalan berarti Anda sedang meniti jalan kesuksesan. Dan, Anda sesungguhnya tidak pernah gagal. Anda hanya belum sampai pada anak tangga kesuksesan. Teruslah melangkah menaiki satu persatu anak tangga itu. Jangan berbalik! Siapa tau tersisa satu anak tangga lagi untuk mencapai anak tangga kesusksesan. Anda sudah melewati 9 anak tangga? Sangat boleh jadi, pada anak tangga ke-10 itulah sesungguhnya kesuksesan yang Anda tuju.

    Nah, sekarang, dalam soal tulisan. Sudah berapa kali Anda mengajukan tulisan untuk diterbitkan? Sudah satu kali, dua kali, tiga kali? Itu belum seberapa. Anda masih perlu gagal 7-8 kali bahkan lebih dari itu. Lakukan beberapa kali agar Anda mengetahui jalan terjal menuju kesuksesan untuk menulis dan menerbitkan tulisan Anda. 

    Saya pernah menulis buku biografi setebal 333 halaman. Awalnya, saya menulis beberapa halaman saja. Lalu berhenti. Tidak menarik. Jangankan pembaca, saya sendiri tidak tertarik pada tulisanku. Lagi pula, saya disibukkan oleh beberapa aktivitas. Tapi, saya lakukan satu hal, yaitu tidak membuang tulisan saya itu. Bisikan pun merapat kepadaku. Akhirnya, banyak yang saya khawatirkan, termasuk biaya penerbitan dan percetakannya. 

    Tapi tiba pada usia ke-70 tahun orang yang saya tulis biografinya itu. Saya kembali mencari file-file dan merapikan susunannya. Saya ambil kembali dan menambahkan datanya. Hingga suatu waktu, saya memenuhi undangan untuk menyampaikan makalah pada sebuah konferensi internasional, saya manfaatkan kondisi yang hening di kamar hotel untuk mengedit naskah buku biografi itu. Keesokan harinya, ketika acara selesai, saya pun bergegas menuju bandara diantar oleh sopir dan panitia konferensi. Setiba di bandara, ternyata pesawat delay hingga tiga jam. Penumpang pada bingung dan kesal, serta mengutuk keadaan. Tiba-tiba saja saya teringat dengan bacaan saya tentang satu prinsip hidup yang mengatakan. "lebih menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan".

    Dalam situasi delay itu, saya menyikapi berbeda. Saya mencoba menarik napas dalam-dalam sejenak. Lalu saya menarik hikmah di balik kasus delay itu. Saya mengambil tas ransel saya yang berisi laptop. Saya mengambil tas ransel dan mengambil laptop lalu masuk ke kedai bandara untuk ngopi. Sambil ngopi, saya melanjutkan editan naskah buku biografi itu. Saya menikmati suasana kala itu. Kurang lebih dua jam kemudian, tak menyangka saya bisa menuntaskan editing naskah. Keesokan harinya, saya menghubungi salah seorang agen penerbit Jogjakarta yang ada di Makassar. Dia pun langsung tertarik dan berminat mengurus penerbitannya. Tapi, dia meminta diterbitkan minimal 1000 eksemplar. Waduuh..., Saya ragu, bisakah laku terjual sebanyak itu? Dia meyakinkan saya. Saya sadar, dalam kondisi jiwa yang ragu, akhirnya kita butuh orang lain yang meyakinkan, menguatkan, dan membebaskan kita dari keraguan menyelimuti. Saya benar-benar lemah dan ragu atau tidak pede tanpa dia.

    Singkat cerita, diterbitkanlah buku itu dengan jumlah 1000 eksemplar. Buku itu dilaunching dan dibedah. Dihadiri sejumlah tokoh, ormas, akademisi, Pemerintah, dll. Dan syukur, banyak yang berminat membeli termasuk kalangan tokoh ormas dan pemerintah. Ternyata, 1000 eksemplar itu Alhamdulillah, kini telah laris terjual. Buku tersebut bahkan telah dibahas di negeri Jiran, Malaysia. Dari pengalaman ini, saya ingin menegaskan kepada Anda bahwa tak perlu memikirkan dan mengkhawatirkan secara berlebihan apa jadinya tulisan Anda kelak. Tulis saja, dan nikmati proses yang Anda lewati hingga kelak menjadi buku. Tapi, lebih baik bila ada target capaian minimal sebelum melangkah, namun jangan membebani diri Anda dengan kekhawatiran yang berlebihan.

    Menjadi seorang penulis buku memang bukanlah pekerjaan yang mudah, terlebih lagi penulis novel. Di Indonesia, jumlah penulis yang sukses dari hasil tulisannya mungkin dapat dihitung dengan )jari. Meskipun seseorang sudah membuat karya yang bagus, belum tentu disetujui oleh penerbit untuk dicetak. Setelah dicetak, belum tentu karya itu sesuai dengan minat pembaca Indonesia. Itu kekhawatiran Anda juga, kan?

    Jangan khawatir berlebihan dulu! Mari kita simak dengan seksama kisah dua orang sukses dalam menulis. Kalau Anda sudah pernah gagal menulis, itu berarti anda sudah melangkah. Jangan berhenti! Sebab, ternyata bukan hanya Anda yang pernah mengalami hal itu, beberapa penulis terkenal ini juga kerap ditolak karyanya berkali-kali hingga akhirnya berhasil diterbitkan. Seperti apa ya, kisah mereka? Simak dengan seksama serpihan kisahnya!

    1. Stephen King

    "The scariest moment is always just before you start. After that, things can only get better".

    Mungkin ada diantara Anda yang sudah pernah menonton film IT atau The Dark Tower. Kedua film itu adalah hasil adaptasi dari dua novel best seller Stephen King. Hingga saat ini, Stephen King telah menerbitkan lebih dari 50 novel best seller yang telah terjual hingga ratusan juta eksemplar. Saya terasa menjadi tidak apa-apanya.

    Tapi tahukah Anda? Pada awalnya, Stephen King bahkan tidak mampu untuk membeli mesin ketik dan hanya bisa meminjam dari Tabby, istrinya. King bekerja serabutan dengan menulis berbagai cerita pendek dan mengirimnya ke majalah pria, lalu menggunakan honor yang tidak seberapa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya bersama keluarganya. 

    Tahukah Anda? Novel perdana King, Carrie yang telah menjadi international best seller dan diadaptasi menjadi film sebanyak dua kali telah ditolak sebanyak 30 kali oleh penerbit dan dibuang ke tempat sampah oleh King karena dia bahkan sangat membenci cerita yang dia buat. 

    Dia sendiri kecewa dan tidak pede dengan tulisan yang telah dibuatnya. Saya pun mengalami hal itu. Yaitu, ketika saya tidak tertarik dengan narasi tulisanku sendiri. Dan, saya tidak yakin akan menjadi buku.

    2. J.K. Rowling

    "It is impossible to live without failing at something, unless you live so cautiously that you might as well not have lived at all – in which case, you fail by default".

    Siapa yang tidak kenal Harry Potter? Kisah tentang bocah dengan bekas luka di dahi ini mungkin menjadi novel sihir paling melegenda sepanjang masa. J.K Rowling, penulis dari novel legendaris ini pun merupakan penulis dengan bayaran terbesar di dunia pada tahun 2017 dengan kekayaan total mencapai $ 850 juta, membuatnya lebih kaya dari Ratu Elizabeth II. 

    Tapi siapa sangka, novel Harry Potter itu telah diterjemahkan ke dalam 72 bahasa ini pernah ditolak oleh penerbit, bukan hanya sekali, namun sebanyak 12 kali. Ketika proses penulisan Harry Potter, Rowling hanyalah seorang ibu tunggal yang harus memenuhi kebutuhan hidup anaknya dengan menulis buku anak-anak di sebuah kafe kecil. Sejak penerbitan Harry Potter and the Sorcerer’s Stone, segalanya berubah bagi hidup Rowling. 

    Mungkin bagi sebagian kita, yang menarik dari kisah kedua penulis sukses di atas adalah kekayaan yang dimilikinya ini. Bagi saya bukan itu. Bagi saya, yang menarik adalah kemampuannya mengolah dan mengubah kegagalan berkali-kali menjadi kesuksesan. Juga adanya orang yang setia mendukung perjuangannya. Saya jadi tau bahwa kesuksesan sesungguhnya adalah titik capaian setelah melewati sejumlah anak tangga kegagalan. Teruslah melangkah, sebab boleh jadi kesuksesan Anda tersisa satu langkah lagi untuk meraihnya. Jangan berbalik!. Simak motivasi dari kode langit ketika Allah berfirman:

    "Dan orang-orang yang berjihad (bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan di jalan) Kami, niscaya akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”. (QS. Al-Ankabut : 69).

    Pembaca blog yang Budiman! Harga dari sebuah kesabaran dan kesungguhan adalah hidayah dari Allah dan kesuksesan. Itu janji Allah dari Tuhan yang tidak pernah mengkhianati janji-Nya. Ketahilah, kesungguhan itu yang mahal. Kesuksesan selalu berada di episode terakhir dari sebuah proses yang meminta kesungguhan dan keyakinan. Pesan moral: Ingatlah, bahwa satu tangan yang menarik tanganmu tatkala Anda terjatuh itu lebih penting dan lebih patut Anda ucapkan terimakasih daripada seribu tangan yang hendak menjabat tanganmu tatkala Anda berada di puncak prestasi dan ketenaran. Boleh jadi sosok yang menarik tanganmu itu adalah sosok ibumu, ayahmu, saudaramu, pasanganmu (bagi Anda yang berumah tangga) atau yang lainnya. Merekalah sahabatmu yang sesungguhnya.

    Tapi ketahuilah, sahabatmu yang sesungguhnya adalah mereka yang selalu ada untuk Anda saat Anda butuh, bukan yang mendatangimu saat mereka yang membutuhkanmu. Sesungguhnya masa sulit hadir untuk memberitahukan kepadamu siapa sahabatmu yang sesungguhnya. Masa suksesmu adalah masa dimana Anda punya banyak teman, namun mereka belum pasti sahabatmu. Namun, mereka yang telah membuktikan kesetiaan dan keikhlasannya adalah sahabatmu, mungkin kedua orang tuamu. Lalu disusul sahabatmu yang lain. Dan temanmu datang saat kamu di puncak kesuksesan dan ketenaran. Meskipun demikian, mereka juga berhak Anda sambut dan hargai. Mereka menghadirkan energi yang lain untuk kamu survive. Mereka juga tetap penting.Mereka mendatangi karena Anda dipercaya bisa menolongnya. Itu kesempatanmu berbuat baik. Mereka datang membawa ladang amal saleh untukmu.

    Salam nalar kritis!