BLANTERORBITv102

    FAKTOR YANG MEMENGARUHI AMAL

    Sabtu, 08 Maret 2025

     Prolog

    Mungkin kita bersemangat beramal dan berpikir bahwa amal kita itu diridhai dan dicintai oleh Allah. Namun, perlu kita sadari bahwa amal kita kita selalu ada dasarnya. 

    Faktor Keikhlasan dan  Tujuan


    Faktor Kesulitan Memperolehnya

    Kaidah yang berkaitan dengan hubungan antara amal dan tingkat kesulitannya adalah:

    "الأجر على قدر المشقة" (Al-ajru ‘ala qadri al-masyaqqah). Artinya, pahala itu sebanding dengan kadar kesulitan yang dihadapi dalam melaksanakan suatu amal ibadah.

    Dalil dan Penjelasan

    Hadis Nabi ﷺ. Rasulullah ﷺ bersabda: "إنَّ أجْرَكَ علَى قَدْرِ نَصَبِكَ" "Sesungguhnya pahala yang engkau peroleh sesuai dengan kadar kelelahan (kesulitan) yang engkau alami." (HR. Bukhari dan Muslim)

    Aplikasi dalam Ibadah

    Contoh 1: Orang yang berjalan kaki ke masjid mendapatkan pahala lebih banyak daripada yang naik kendaraan, sesuai dengan hadis riwayat Muslim. Contoh 2: Haji yang dilakukan dengan penuh kesulitan dan pengorbanan mendapatkan pahala lebih besar. Contoh 3: Seorang yang tetap beribadah meskipun dalam kondisi sulit (seperti sakit atau dalam keadaan darurat) akan mendapatkan pahala yang besar.

    Catatan Penting

    Meskipun kaidah ini menunjukkan bahwa semakin sulit suatu amal, semakin besar pahalanya, tetapi kesulitan yang dimaksud adalah kesulitan yang tidak disengaja atau tidak dibuat-buat. Islam tidak menganjurkan seseorang mencari kesulitan secara sengaja dalam ibadah.

    Misalnya, jika seseorang mampu naik kendaraan ke masjid dengan mudah, tetapi ia memilih berjalan kaki dengan tujuan mempersulit diri, hal ini tidak disyariatkan. Namun, jika seseorang memang tidak memiliki kendaraan dan tetap berangkat ke masjid dengan berjalan kaki, maka pahalanya lebih besar.

    Kaidah ini juga harus dipahami dalam keseimbangan dengan prinsip lain, yaitu bahwa Islam adalah agama yang penuh kemudahan:

    "وما جعل عليكم في الدين من حرج"

    "Dan Dia tidak menjadikan kesulitan untukmu dalam agama." (QS. Al-Hajj: 78)

    Jadi, meskipun amal yang lebih sulit bisa membawa pahala lebih besar, Islam tetap mendorong kemudahan dan tidak membebani diri di luar kemampuan

    Faktor kontinuitas

    Hadis tentang amal yang paling baik adalah yang dilakukan secara kontinu (istiqamah) meskipun sedikit, berasal dari Nabi Muhammad ﷺ. Hadis ini diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha:

    عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ"

    "Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Nabi ﷺ bersabda: 'Amal yang paling dicintai oleh Allah adalah yang kontinu (dawam) meskipun sedikit.’" (HR. Bukhari No. 6464, Muslim No. 783)

    Hadis ini mengajarkan bahwa konsistensi dalam beramal lebih utama dibandingkan banyaknya amal tetapi dilakukan secara tidak teratur.