BLANTERORBITv102

    KAJIAN Q.S. AZ-ZARIYAT: 3

    Rabu, 26 Februari 2025

    Penulis: Prof. Dr. H. Muhammad Yusuf, S.Ag., M.Pd.I.

    Guru Besar Ilmu Tafsir UIN Alauddin Makassar

    Pertautan Koneptual

    Pada ayat 2, Allah bersumpah demi "al-hamilat wiqr" yang merujuk kepada awan yang mengandung muatan hujan. Awan yang dimaksud adalah awan kumulus atau nimbus yang membawa uap air yang akan turun dalam bentuk hujan. Dalam konteks ilmiah, fenomena ini dapat dijelaskan melalui proses kondensasi dan siklus hidrologi yang menjelaskan bagaimana uap air terkumpul dalam bentuk awan yang kemudian jatuh sebagai hujan. Konsep ini sejalan dengan pemahaman dalam meteorologi modern.

    Sedangkan ayat 3, "al-jāriyāt yusran" yang mengacu pada kapal yang melaju di atas air dengan mudah, memiliki keterkaitan erat dengan dinamika fluida dalam sains. Kapal yang melaju dengan mudah di atas air menggambarkan penerapan prinsip fisika, khususnya mengenai gaya apung dan hambatan fluida. Dalam konteks ilmu pengetahuan modern, ini juga berkaitan dengan penerapan teori-teori mekanika fluida dalam perancangan kapal dan pengaruhnya terhadap efisiensi dalam perjalanan laut.

    Tanasub (pertautan) antara kedua ayat ini terletak pada kesamaan tema alam yang dinamis, di mana kedua fenomena—awan yang membawa hujan dan kapal yang melaju di atas air—menggambarkan proses alam yang melibatkan pergerakan dan perubahan bentuk energi. Dalam pendidikan dan sains, ayat ini mengajarkan kita untuk memperhatikan hubungan erat antara berbagai fenomena alam, serta bagaimana pemahaman ilmiah kita terhadap proses-proses ini terus berkembang. Kapal yang bergerak dengan mudah mengingatkan kita pada perkembangan teknologi modern yang memungkinkan manusia untuk mengatasi tantangan alam dengan lebih efisien, yang tak terlepas dari pemahaman kita terhadap prinsip-prinsip alam seperti gravitasi, tekanan, dan gaya apung yang dijelaskan dalam ilmu fisika.

    Tinjauan Bahasa

    فَالْجٰرِيٰتِ يُسْرًاۙ ۝٣

    Terjemahnya: "demi (kapal-kapal) yang melaju (di atas air) dengan mudah" (3).

    Surah Az-Zariyat ayat 3 merupakan bagian dari ayat yang bersifat qasam (sumpah), yang diungkapkan oleh Allah SWT untuk memberikan penekanan dan menarik perhatian terhadap kejadian alam yang dapat dijadikan pelajaran. Ayat ini menyebutkan "الْجَارِيَاتِ" (al-jāriāt), yaitu kapal-kapal yang melaju dengan mudah, sebagaip objek sumpah. Dalam struktur ayat, terdapat penggunaan kata "فَ" (fa) yang menghubungkan ayat ini dengan ayat sebelumnya, memberikan kesan kelanjutan dari peristiwa alam yang menggambarkan kekuasaan Allah. Struktur ini menekankan sifat kelancaran dan kemudahan dari proses yang terjadi di alam semesta, yang semua itu terjadi dengan izin dan kehendak-Nya.

    Dari tinjauan retorika, ayat ini termasuk dalam kategori al-makān (tempat) dan al-ḥāl (keadaan). Penggunaan kata "الجَارِيَاتِ" (al-jāriāt) yang bermakna kapal-kapal yang melaju menggambarkan gerakan yang lancar dan tanpa hambatan. Kata "يُسْرًا" (yusrā) menunjukkan kemudahan dan kelancaran, memperkuat kesan bahwa perjalanan tersebut dilakukan tanpa kesulitan. Balagah dalam ayat ini menekankan aspek keindahan dan ketertiban alam semesta yang Allah ciptakan. Penggunaan metafora kapal yang melaju secara mudah melambangkan kebesaran Allah dalam mengatur alam ini dengan sempurna, serta keagungan-Nya dalam menciptakan hukum-hukum alam yang teratur dan mudah dipahami.

    Ayat ini mengandung makna bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta, termasuk kapal yang melaju di atas air, diciptakan dengan kemudahan dan kelancaran oleh Allah. Kata "الجَارِيَاتِ" (al-jāriāt) merujuk pada benda-benda yang bergerak di atas air, yang memiliki konotasi kelancaran dan pergerakan yang terus menerus tanpa terhambat. Sedangkan "يُسْرًا" (yusrā) secara semantik bermakna kemudahan, yang menunjukkan bahwa segala pergerakan alam terjadi dengan ketertiban dan tanpa hambatan yang berarti. Ini menggambarkan salah satu sifat ketuhanan, yaitu kemudahan yang ada dalam setiap ciptaan-Nya yang berjalan menurut aturan-Nya.

     Tanda-tanda atau bukti-bukti fisik yang dapat dipahami sebagai simbol kekuasaan Allah dalam mengatur alam semesta. "الجَارِيَاتِ" (al-jāriāt), yaitu kapal-kapal yang melaju, adalah tanda yang menunjukkan gerakan dan aktivitas alam yang teratur. Simbol ini memperlihatkan bahwa alam semesta ini bergerak dengan ketertiban dan sesuai dengan hukum yang ditentukan oleh Allah. "يُسْرًا" (yusrā) berfungsi sebagai penanda makna kemudahan, yang mengindikasikan bahwa segala sesuatu berjalan dengan lancar karena diatur oleh Allah dengan sempurna. Secara keseluruhan, ayat ini menggambarkan tanda-tanda kekuasaan Allah dalam menciptakan alam semesta yang teratur dan penuh dengan rahmat.

    Keterangan Ulama

    Menurut al-Alusi dalam tafsir Ruh al-Ma'ani, ayat ini mengandung gambaran yang jelas tentang kekuasaan Allah dalam mengatur alam semesta, khususnya mengenai kapal yang melaju di atas air. Al-Alusi memaknai "الْجَارِيَاتِ" sebagai kapal-kapal yang melaju dengan lancar di atas permukaan laut atau sungai, tanpa hambatan yang berarti. Dalam tafsirnya, al-Alusi menekankan bahwa ayat ini menggambarkan kemudahan dan kelancaran yang Allah berikan kepada kapal-kapal yang bergerak di atas air, yang merupakan tanda dari kebesaran Allah dalam menciptakan alam semesta yang sempurna.

    Menurut al-Alusi, makna ini dapat dihubungkan dengan pemahaman bahwa setiap ciptaan di alam semesta ini bergerak menurut ketentuan Allah yang Maha Kuasa. Ayat ini juga menunjukkan bagaimana Allah mengatur jalannya kapal-kapal dengan mudah, tanpa hambatan apapun, menunjukkan betapa semua makhluk tunduk pada kehendak-Nya. Ini adalah salah satu cara untuk menggugah manusia agar lebih mengenal dan mengagumi kekuasaan Tuhan yang terlihat dalam fenomena alam.

    Az-Zamakhsyari dalam tafsir Al-Kashshaf menjelaskan bahwa kata "الْجَارِيَاتِ" merujuk pada kapal-kapal yang bergerak dengan cepat dan lancar di atas permukaan air. Ia menyatakan bahwa ayat ini menggambarkan kecepatan dan kelancaran gerakan kapal, yang merupakan bukti dari kebesaran ciptaan Allah yang mengatur pergerakan alam semesta. Az-Zamakhsyari mengaitkan ayat ini dengan kebesaran Allah yang memberikan kemampuan pada kapal untuk melaju tanpa kesulitan di atas air yang biasanya berbahaya.

    Az-Zamakhsyari menekankan bahwa ayat ini juga bisa diartikan sebagai simbol dari kebijaksanaan Allah dalam memberikan berbagai alat atau sarana yang dapat memudahkan manusia dalam menjalani kehidupan, salah satunya adalah kapal sebagai alat transportasi. Dengan begitu, ayat ini tidak hanya mengingatkan tentang keindahan alam, tetapi juga mengajak umat manusia untuk merenungkan betapa besar nikmat Allah yang telah diberikan dalam berbagai aspek kehidupan.

    Konsep Sains dan Pendidikan

    QS. Az-Zariyat ayat 3, yang berbicara tentang kapal yang melaju dengan mudah di atas air, sangat relevan dengan sains modern, khususnya dalam bidang teknologi maritim dan fisika. Dalam ilmu pengetahuan, kapal-kapal yang melaju dengan mudah menggambarkan prinsip-prinsip hidrodinamika dan aerodinamika yang memungkinkan kapal bergerak dengan efisien di atas air. Fenomena ini menunjukkan pentingnya pemahaman tentang gaya gesek antara kapal dan air, serta bagaimana teknologi telah berkembang untuk meminimalkan hambatan ini, seperti penggunaan desain kapal yang lebih aerodinamis dan penggunaan material ringan.

    Lebih lanjut, dalam konteks pendidikan terkini, ayat ini dapat dijadikan bahan refleksi untuk mengajarkan siswa tentang pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dalam memahami dan memanfaatkan fenomena alam. Pembelajaran sains yang menyentuh aspek teknologi dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari, seperti teknologi kapal, dapat mendorong generasi muda untuk lebih mendalami ilmu pengetahuan dan teknologinya. Pemahaman mengenai cara kapal dapat melaju dengan mudah bisa merangsang minat siswa dalam bidang rekayasa dan teknologi, serta menunjukkan relevansi antara ajaran agama dan penemuan ilmiah.

    Pendidikan juga dapat menekankan bahwa pemahaman tentang alam semesta bukan hanya untuk memperoleh pengetahuan, tetapi juga untuk semakin menyadari kebesaran Sang Pencipta. Dengan mengajarkan sains dalam konteks spiritual, siswa dapat melihat hubungan antara ilmu pengetahuan dan keyakinan, serta belajar untuk menghargai ciptaan Tuhan yang merupakan sumber dari semua pengetahuan dan teknolog