BLANTERORBITv102

    KAJIAN Q.S. AZ-ZARIYAT: 17

    Kamis, 27 Februari 2025

    Penulis: Prof. Dr. H. Muhammad Yusuf, S.Ag., M.Pd.I.

    Guru Besar Ilmu Tafsir UIN Alauddin Makassar

    Pertautan Konseptual

    Ayat 17 surah Az-Zariyat, yaitu "كَانُوْا قَلِيْلًا مِّنَ الَّيْلِ مَا يَهْجَعُوْنَ" ("Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam") dapat dipahami sebagai ajakan untuk tidak menyia-nyiakan waktu malam, dengan mengoptimalkan waktu tersebut untuk beribadah, merenung, atau melakukan kegiatan yang bermanfaat. Konsep ini terkait erat dengan ayat sebelumnya, yaitu ayat 16: "وَفِي اَلسَّمَاءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوْعَدُوْنَ" ("Dan di langit ada rizkimu dan apa yang dijanjikan kepadamu"), yang mengingatkan umat manusia bahwa segala bentuk rizki dan janji Tuhan terkait dengan kehidupan mereka berada di tangan-Nya, termasuk juga kemampuan untuk memanfaatkan waktu secara optimal.

    Dalam konteks pendidikan dan sains modern, ayat-ayat ini mengandung pesan yang sangat relevan. Pemanfaatan waktu malam untuk belajar atau melakukan penelitian, seperti yang tercermin dalam kehidupan banyak ilmuwan dan pendidik terkemuka, menggarisbawahi pentingnya kedisiplinan dalam mengatur waktu. Ilmuwan seperti Ibnu Sina dan Al-Khawarizmi terkenal karena dedikasi mereka dalam mengeksplorasi ilmu pengetahuan bahkan di malam hari, sebuah contoh dari "sedikit tidur di malam hari" untuk mengejar pengetahuan yang bermanfaat bagi umat manusia.

    Selain itu, ayat 16 menekankan bahwa segala sesuatu sudah ditentukan oleh Tuhan, termasuk hasil dari usaha kita dalam mencari ilmu. Oleh karena itu, waktu yang digunakan dengan baik untuk meningkatkan pengetahuan, tidak hanya di siang hari tetapi juga malam, adalah salah satu bentuk syukur atas rizki yang diberikan-Nya. Hal ini sejalan dengan prinsip pendidikan dan sains modern yang menganggap pentingnya waktu dan upaya yang sungguh-sungguh dalam memperoleh ilmu dan mencapai tujuan, diiringi dengan doa dan usaha yang maksimal. Dengan demikian, kedua ayat ini mengajarkan bahwa pemanfaatan waktu yang efektif adalah kunci untuk meraih keberhasilan dalam segala aspek kehidupan, baik itu dalam pendidikan, sains, maupun ibadah.

    Analisis Kebahasaan

    كَانُوْا قَلِيْلًا مِّنَ الَّيْلِ مَا يَهْجَعُوْنَ ۝١٧

    Terjemahnya: "Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam" (17).

    Dalam QS. Az-Zariyat: 17, terdapat kalimat yang menggambarkan kebiasaan orang-orang yang saleh yang sedikit tidur pada malam hari. Secara struktural, ayat ini terdiri dari subjek "كَانُوْا" (mereka), kata sifat "قَلِيْلًا" (sedikit), serta predikat "مِّنَ الَّيْلِ مَا يَهْجَعُوْنَ" (mereka tidur pada waktu malam). Struktur ini menunjukkan pola kalimat nominal yang menjelaskan kebiasaan atau sifat seseorang, yaitu sedikit tidur di malam hari. Hal ini mencerminkan kedisiplinan dan ketekunan dalam beribadah dan menjalani hidup, menggambarkan orang yang memiliki dedikasi tinggi terhadap kewajiban spiritual dan duniawi.

    Lafal pada ayat ini menggunakan majaz yang menyampaikan makna mendalam tentang sifat orang-orang saleh. Kata "قَلِيْلًا" (sedikit) menggambarkan kesungguhan dalam ibadah, karena meskipun malam adalah waktu istirahat, mereka memilih untuk memperbanyak ibadah, seperti shalat malam. Penggunaan kata "مِّنَ الَّيْلِ" menandakan waktu yang berharga dan mulia, yaitu malam, saat yang penuh dengan keheningan untuk beribadah. Dalam balagah, ini merupakan ungkapan yang menggugah semangat, menampilkan orang yang tidak hanya menghindari kemalasan, tetapi juga memiliki tekad yang kuat dalam meraih kedekatan dengan Allah.

    Ayat ini menggambarkan makna tentang ketekunan dan keseriusan orang-orang beriman dalam beribadah. Kata "قَلِيْلًا" (sedikit) tidak hanya berarti sedikit dalam konteks jumlah tidur, tetapi juga mengandung makna bahwa mereka memiliki prioritas yang tinggi terhadap ibadah, meskipun mereka membutuhkan tidur sebagai bagian dari kebutuhan fisik. Selain itu, kata "مِّنَ الَّيْلِ" merujuk pada waktu malam yang penuh dengan ketenangan, dimana aktivitas ibadah seperti shalat tahajud lebih intens dilaksanakan. Makna semantis ini menyoroti keutamaan malam sebagai waktu yang efektif untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, dan menunjukkan kesungguhan mereka dalam memanfaatkan waktu dengan optimal.

    Tanda "قَلِيْلًا" (sedikit) berfungsi sebagai simbol dari pengorbanan waktu tidur demi meraih kebaikan spiritual. Tanda "مِّنَ الَّيْلِ" mengindikasikan malam sebagai waktu yang sakral, yang memiliki makna tersendiri dalam budaya Islam sebagai waktu yang penuh dengan doa dan ibadah. Secara semiotik, ayat ini bisa dibaca sebagai bentuk "tanda" dari orang-orang yang berusaha melawan godaan tidur dan memaksimalkan waktu untuk hal-hal yang lebih bernilai, menegaskan bahwa mereka memiliki prioritas yang lebih tinggi daripada kenikmatan duniawi.

    Penjelasan Ulama Tafsir

    Fakhrur Raziy dalam tafsirnya menyebutkan bahwa ayat ini menggambarkan karakter orang-orang yang bertakwa dan beriman kepada Allah, yang memiliki kebiasaan bangun di malam hari. Mereka sedikit tidur di malam hari dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk beribadah, berdoa, dan melakukan berbagai amal saleh. Hal ini menunjukkan kedekatan mereka dengan Allah dan upaya mereka dalam meningkatkan kualitas ibadah.

    Fakhrur Raziy juga menjelaskan bahwa waktu malam adalah waktu yang sangat mulia dan penuh dengan keberkahan, sehingga orang-orang saleh memanfaatkannya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu, dalam konteks tafsirnya, beliau menekankan pentingnya sikap khusyuk dalam beribadah di malam hari, karena saat itu adalah saat yang penuh ketenangan, jauh dari gangguan duniawi.

    Al-Zamakhsyariy dalam tafsirnya, Al-Kashaf, mengartikan ayat ini sebagai penegasan tentang kebiasaan orang-orang yang beriman untuk bangun di malam hari dalam rangka beribadah. Al-Zamakhsyariy lebih menekankan pada kualitas ibadah mereka yang tidak hanya sedikit tidur, tetapi juga penuh dengan kesungguhan dalam meraih kedekatan dengan Allah. Dalam penafsiran ini, beliau menghubungkan tidur yang sedikit dengan kualitas hidup yang lebih baik dalam beribadah.

    Al-Zamakhsyariy juga memberikan penekanan pada aspek rohani orang-orang yang saleh. Bangun di malam hari untuk berdoa atau berzikir adalah simbol dari keseriusan mereka dalam mencari ridha Allah. Tidur yang sedikit menunjukkan kekuatan tekad dan dedikasi mereka dalam memperbaiki diri.

    Petunjuk Sains Modern

    Sains modern mengakui pentingnya waktu tidur bagi kesehatan manusia. Namun, penelitian juga menunjukkan bahwa tidur yang terlalu banyak dapat berisiko buruk bagi kesehatan, sementara tidur yang sedikit namun berkualitas, seperti tidur yang cukup untuk mengembalikan energi tubuh dan mental, memiliki manfaat positif. Penelitian menunjukkan bahwa tidur yang cukup dapat meningkatkan fungsi kognitif, mengurangi stres, serta mendukung sistem kekebalan tubuh.

    Dalam kaitannya dengan ayat ini, pendekatan sains modern bisa memberikan relevansi bahwa tidur yang sedikit namun produktif, seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang beribadah di malam hari, memberikan dampak positif pada kesehatan fisik dan mental mereka. Dengan demikian, tidur yang seimbang dan waktu beribadah di malam hari bisa menjadi cara untuk meningkatkan kesejahteraan tubuh dan jiwa, yang sejajar dengan saran untuk mendekatkan diri kepada Allah.

    Teori-teori Pendidikan

    Teori pendidikan modern menekankan pada pentingnya keseimbangan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dalam perkembangan individu. Salah satu pendekatan yang banyak diterima adalah pentingnya pengembangan karakter dan moral, yang seringkali dilatih melalui kebiasaan baik seperti beribadah dan mengatur waktu dengan bijak.

    Dalam kaitannya dengan ayat ini, yang mengajarkan tentang kebiasaan sedikit tidur di malam hari demi beribadah, kita dapat menarik kesimpulan bahwa karakter disiplin dalam mengelola waktu tidur dapat memengaruhi kualitas belajar dan perkembangan pribadi seorang individu. Pendidikan karakter yang menekankan ketekunan, dedikasi, dan pengaturan waktu yang baik relevan dengan ayat tersebut. Pengajaran mengenai pentingnya waktu malam untuk ibadah dan pengendalian diri dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk berfokus pada tujuan pendidikan jangka panjang.

    Selain itu, perkembangan psikologi pendidikan menunjukkan bahwa pengalaman rohani, seperti kebiasaan beribadah di malam hari, dapat meningkatkan kesejahteraan emosional siswa, memperkuat motivasi intrinsik, dan mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain.