Penulis: Muhammad Yusuf
Semakin bertambah usia semakin putih rambut kita....karena Allah sedang ingatkan kain kafan yang putih.
*(Qs.Ali Imran : 185)*
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَاِنَّمَا تُوَفَّوْنَ اُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَاُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ
Terjemahnya:
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.
Penjelasan:
Ada istilah "meninggalkan dunia hitam". Biasanya bermakna bahwa seseorang meninggalkan masa lalu yang kelam, dan kini bertaubat dengan memperbaiki akhlak dan amal salehnya. Bisa pula bermakna candaan bahwa rambut berwarna hitam dahulu, kini berganti menjadi warna putih. Warna putih adalah salah satu sunnatullah. Ini memungkinkan dimaknai lebih luas.
Di dalam Tafsir Ringkas Kementerian Agama RI, diterangkan bahwa ayat memiliki kaitan dengan sikap orang-orang munafik.
Setelah manusia memasuki pintu kematian maka ia segera memasuki babak baru kehidupan. Ia memasuka alam kubur. Kubur itu merupakan taman dari taman-taman surga, atau merupakan jurang dari jurang-jurang neraka. (Riwayat at-Tirmidzi dan at-thabrani).
Siapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, dialah yang berbahagia. Untuk mencapai kebahagiaan di atas, baiklah kita perhatikan sabda Rasulullah saw sebagai berikut: "Siapa ingin dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, hendaklah ia mati di dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari akhirat, dan agar ia berbuat kepada manusia seperti yang ia sukai diperbuat orang kepadanya." (Riwayat Imam Ahmad).
Kehidupan di dunia ini tiada lain kecuali kesenangan yang memperdayakan. Kesenangan yang dirasakan di dunia ini berupa makanan, minuman, pangkat, kedudukan dan sebagainya, pada umumnya memperdayakan manusia. Disangkanya itulah kebahagiaan, maka tenggelamlah ia dan asyik dengan kenikmatan dunia. Padahal kalau manusia kurang pandai mempergunakannya, maka kesenangan itu akan menjadi bencana yang menyebabkan kerugian di dunia dan di akhirat kelak mendapat azab yang pedih.
Meyakini dan mengingat kematian, itu merupakan satu cara mengontrol diri dan amal kita. Kematian adalah sunnatullah bagi setiap yang memiliki jiwa.
Wallahu A'lam.
0 komentar