Pendahuluan
Dunia sebagai tempat sementara waktu menanam investasi untuk akhirat. Itu berarti nasib dan keadaan manusia di akhirat ditentukan di dunia. Keputusan akhir berada di dalam hak prerogatif Allah. Namun, Allah telah memberikan petunjuk pilihan-pilihan hidup dan menerangkan akibat dan kesudahan dari setiap pilihan itu.
Allah menerangkan bahwa jika di dunia ini buta hati (dari iman dan kebenaran) maka akibatnya tidak hanya di dunia saja melainkan juga di akhirat. Sebaliknya, jika ia beriman dan mengaktifkan penglihatan batinnya untuk beriman dan bertakwa serta beramal saleh maka balasannya adalah kenikmatan di sisi Allah di akhirat. Dan, hal itu pasti terjadi.
QS. Al-Isra Ayat 72
وَمَنۡ كَانَ فِىۡ هٰذِهٖۤ اَعۡمٰى فَهُوَ فِى الۡاٰخِرَةِ اَعۡمٰى وَاَضَلُّ سَبِيۡلًا
Terjemahnya.
"Dan barang siapa buta (hatinya) di dunia ini, maka di akhirat dia akan buta dan tersesat jauh dari jalan (yang benar)."
Keterangan
Dan barang siapa buta hatinya di dunia ini, menempuh jalan yang sesat dan durhaka kepada Tuhan, maka di akhirat dia akan buta pula hatinya dan tersesat jauh dari jalan yang benar. Tidak ada waktu lagi untuk bertobat dan mencari keselamatan dari azab Tuhan. Kepada mereka diberikan catatan amalnya di tangan kirinya. Mereka itulah orang-orang yang celaka disebabkan karena kesesatan dan kedurhakaannya kepada Tuhan.
Kemudian dijelaskan bahwa barang siapa yang buta hatinya di dunia, yakni yang tidak mau melihat kebenaran petunjuk Allah, dan tidak mau memperhatikan tanda-tanda kekuasaan-Nya, niscaya di akhirat nanti ia lebih buta dan tidak dapat mencari jalan untuk menyelamatkan dirinya dari siksaan neraka.
Bahkan, mereka lebih sesat lagi dari keadaannya di dunia, karena roh mereka pada waktu itu ialah roh pada waktu di dunia juga. Roh yang dibangkitkan Allah swt di akhirat ialah roh yang keluar dari jasadnya ketika meninggal dunia seperti buah-buahan yang muncul dari batangnya. Buah dan batang mempunyai sifat yang sama.
Demikian pula roh manusia pada waktu itu, dia bangkit dengan membawa seluruh sifat, akhlak, dan amalnya. Ia mengetahui keadaan dirinya. Ia merasa bahagia ataupun celaka sesuai dengan keadaan dirinya.
Apabila keadaan roh manusia itu lalai di dunia, di akhirat pun akan lalai karena ia telah mengabaikan berbagai sarana dan alat untuk menguasai ilmu, dan terbiasa malas mengamalkan perintah Allah. Ia pun akan mengumpat-umpat dan mencerca dirinya sendiri.
Penyesalan yang menyiksa pasti terjadi bagi mereka yang kafir. Mereka akan menyesal dan meminta untuk dikembalikan ke dunia untuk beriman dan beramal saleh. Namun, hal itu takkan mungkin terjadi.
0 komentar