PENDAHULUAN
Kemarin kita bicara soal sedekah jariyah yang hampir terlupakan, yaitu menanam pohon untuk bersedekah udara bersih. Tulisan ini mengajak Anda untuk melihat salah satu bentuk kesalehan yang jarang diungkap melalui podium atau mimbar masjid. Yaitu kesalehan environmental. Kalau dalam perbincangan di kancah global isu ini disebut environmental awareness (kesadaran lingkungan).
Dari atas mimbar rumah-rumah ibadah, para pengkhotbah menyerukan kesalahan spritual dengan Allah (hablun minallah) dan kesalehan sosial (hablun minannas). Dua relasi ini sudah sering disampaikan oleh para dai dan khatib.
Ayat yang sering dijadikan sebagai pijakannya adalah QS. Ali 'Imran ayat 112 sebagai berikut.
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُواْ إِلاَّ بِحَبْلٍ مِّنْ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ وَبَآؤُوا بِغَضَبٍ مِّنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُواْ يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الأَنبِيَاء بِغَيْرِ حَقٍّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوا وَّكَانُواْ يَعْتَدُونَ
“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Hal itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.” (QS Ali Imran: 112).
Sampai di situ, tidak jarang ahli ibadah ataupun aktivis sosial mengabaikan kelestarian lingkungan. Padahal, manusia dan lingkungannya merupakan dua kutub yang saling membutuhkan. Kini, isu kesadaran lingkungan mempertanyakan peran agama terhadap kelestarian lingkungan dan peran penganut agama
PAHALA MENANAM POHON
Jika isu ini ditarik kedalam bahasa agama, menanam pohon itu berpahala. Nabi Saw. bersabda, “Tidaklah seorang muslim menanam tanaman lalu tanaman itu dimakan manusia, binatang ataupun burung melainkan tanaman itu menjadi sedekah baginya sampai hari kiamat.” (HR. Muslim). Manusia tidak bisa terlepas dari tanaman dan pepohonan. Apalagi pohon juga menghasilkan oksigen.
Berdasar riset, seorang manusia menghirup 740 kilogram oksigen sepanjang tahun. Kalau penduduk bumi saat ini berjumlah sekitar 7,7 miliar lebih, berapa miliar ton kah oksigen yang harus dipasok agar semua penduduk bumi bisa terus bernafas? Selain itu, berapa pohon yang harus ditanam untuk dikonsumsi dari jenis biji-bijian, buah, dan sayuran?
Biji-bijian seperti padi, palawija, dan gandum berasal dari pohon yang ditanam dengan cara intensifikasi maupun ekstensifikasi pertanian. Beragam macam buah, seperti anggur, kurma, apel, jeruk adalah hasil budi daya manusia yang masih terus ditanam, bahkan dengan cara rekayasa genetika. Termasuk sayuran hijau tak henti-hentinya ditanam dan dikembangkan.
MENANAM MESKI KIAMAT SUDAH DEKAT
Maka itu, Nabi Saw. mewanti-wanti, “Jika terjadi hari kiamat sementara di tangan salah seorang dari kalian ada sebuah tunas, maka jika ia mampu sebelum terjadi hari kiamat untuk menanamnya, maka tanamlah.” (HR. Bukhari dan Ahmad). Hadis ini adalah pralambang bahwa desah nafas manusia tergantung dari pohon yang ditanam dan buah yang diketam.
Melihat besarnya pahala menanam pohon dari beragam jenis, sudah sepantasnya seorang muslim itu melakukan reboisasi dengan menanam pohon pelindung dan konsumsi. Pohon pelindung selain menghasilkan oksigen juga mampu menahan erosi di saat musim penghujan. Bahkan pohon pelindunglah yang menahan longsor dan banjir bandang.
Inilah pahala ekologi menanam pohon yang membuat langit cerah, polusi merendah, dan lapisan ozon tidak terus bolong. Selain itu, pada pohon pula burung-burung bernyanyi, bahkan tak jarang pipit mencuri padi milik petani di sawah yang menghampar. Tentu ini menjadi menjadi pahala tersendiri bagi petani. Termasuk ketika tanaman itu dimakan hama atau makhluk lainnya.
Nabi Saw. bersabda, “Apa yang dicuri dari tanaman tersebut merupakan sedekahnya. Apa yang dimakan oleh binatang buas dari tanaman itu merupakan sedekahnya. Apa yang dimakan oleh seekor burung dari tanaman itu merupakan sedekahnya. Tidaklah dikurangi atau diambil oleh seseorang dari tanaman itu kecuali merupakan sedekahnya.” (HR. Muslim).
Adanya larangan melakukan pengrusakan di bumi menunjukkan adanya kewajiban melakukan sebaliknya. Melestarikan alam merupakan kewajiban umat manusia. Dari perspektif fiqh, melakukan reboisasi hukumnya fardhu kifayah..Jika di sebuah wilayah terjadi longsor maka wajib adanya tindak penghijauan atau reboisasi. Jika tidak, maka seluruh penduduk itu menanggung dosa.
SURGA ITU KUMPULAN POHON?
Secara psikologis, manusia menyukai keindahan alam yang menghijau, taman, air yang mengalir. Maka surga yang dijanjikan juga digambarkan seperti itu. Allah Swt. menjelaskan, “Bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya” (QS. al-Baqarah/2: 25).
Kenikmatan surgawi digambarkan dengan keindahan dan kesejukan lingkungan. Surga, bahasa Arabnya adalah "jannah". Jannah juga berarti kebun. Di dalamnya ada berbagai pepohonan dan aneka buah-buahan. Ada sungai-sungai yang mengalir. Bisa jadi apa yang menjadi amal kebiasaan di dunia akan dibalas di akhirat seperti apa yang mereka suka lakukan di akhirat, termasuk menanam pohon.
Namun membangun gerakan menanam pohon juga tidak mudah. Hal ini terlihat dari firman Allah Swt., “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya.” (QS. al-A’raf/7: 56). Faktanya, menurut berita, hutan kita menghilang 684.000 hektar sepanjang tahun atau rata-rata 1.800 hektar setiap hari.
Secara filosofis, sejatinya makanan yang kita makan, kita sendiri yang menanamnya karena itu kebutuhan primer. Kendati kata al-Qurtubi dalam Tafsir al-Qurtubi, hukum menanam pohon adalah fardhu kifayah. Namun Syaikh Nawawi Banten dalam Nashaihul Ibad menceritakan bahwa Nabi Daud selalu makan dari hasil yang ditanamnya.
PENUTUP
Salah satu pekerjaan calon ahli surga adalah menanam pohon. Menanam pohon merupakan shadaqah jariyah. Namun hal ini banyak diabaikan umat manusia modern sehingga kerusakan lingkungan terjadi tanpa henti. Pengrusakan lingkungan atau bumi merupakan kegagalan manusia menjalankan mandat Tuhan atas dirinya sebagai khalifah di bumi.
Menanamlah meski satu tunas/biji pohon! Siapa tau ada manusia atau makhluk Allah yang membutuhkan untuk berteduh. Bisa jadi, itulah amalmu yang Allah ridhai dan menjadi jalan bagimu untuk mendapatkan naungan pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan Allah. Yang pasti, jika Anda menanam pohon, berarti Anda ikut bersedekah udara bersih bagi kehidupan.
Wallahu A'lam
0 komentar