BLANTERORBITv102

    KEUTAMAAN BERBUKA PUASA

    Senin, 19 April 2021

    Penulis: Muhamad Yusuf

    Dosen UIN Alauddin dan STAI Al-Furqan Makassar

    Samata-Gowa, 19-04-2021

    Prolog

    Sembari menanti waktu berbuka puasa, saya mereview salah satu tulisan yang diserahkan kepada saya dengan kalimat: "light of your expertise, we have taken the liberty of registering your name in the reviewer database for Journal of Islamic Economics Lariba". Sebuah jurnal ekonomi di bawah Universitas Islam Indonesia (UII).

    Begitu juga dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Jogjakarta dan Universitas Nasional (UNAS) Jakarta yang sering menghubungi saya untuk mereview artikel-artikel yang relevan. Bagi saya, ini satu kepercayaan untuk saya laksanakan dengan seprofesional mungkin dengan menganut prinsip blind review.

    Sebelum itu, mulai siang hingga sore hari, kami ke pesantren dan menyaksikan para santri begitu memegang semua mushaf al-Qur'an. Sebagian besar tampak sedang menghafalkan al-Qur'an dengan memperhatikan tajwid dan fasahah. Suasana kota santri merupakan miniatur masyarakat muslim. Pesantren seolah mengungkap suatu pesan "karena Indonesia adalah hasil perjuangan para santri dan kyai maka Indonesia tidak mungkin dipisahkan dari pesantren".

    Para shaimun dan shaimat! Kemarin, kita membincangkan soal keutamaan memberi buka puasa. Memberi buka puasa itu besar pahalanya, itu rasanya wajar. Tapi kalau berbuka juga mendapat pahala, itu sungguh makin menunjukkan bahwa Allah Maha Pemurah melampaui takaran matematis dan logika kuantitatif manusia. Orang berbuka diberi pahala atau tidak tetap berbuka karena kebutuhan paling mendasar dalam hidup ini.

    Keutamaan Berbuka

    Urusan perut (makan dan minum itu urusan paling mendasar, sebab tidak ada manusia yang bisa hidup tanpa makan dan minum. Meskipun itu kebutuhan, namun apabila dilakukan menurut tuntunan Allah maka Allah juga memberi pahala kebaikan yang besar. Berbuka puasa merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dari ibadah puasa. Berbuka tepat waktu - tidak mendahului waktu dan tidak terlambat -  merupakan salah satu tuntunan sunnah.

    Keutamaan menyegerakan berbuka puasa Bulan Ramadhan selain karena mengikuti sunah Rasulullah juga dicintai oleh Allah Swt. Ini amalan yang enak dan berpahala. Nikmat dan berpahala.

    Momen berbuka puasa merupakan yang paling dinanti umat Islam setelah selama belasan jam menahan diri dari semua godaan termasuk makan dan minum sejak subuh hingga magrib. Karena itu, begitu adzan magrib berkumandang Muslim dianjurkan untuk menyegerakan berbuka puasa.

    Dalam Alquran, Allah Swt. berfirman: {ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ} "Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam" (Al-Baqarah: 187). Menyempurnakan puasa dan berbuka tepat waktu merupakan tuntunan al-Qur'an. Maka, berbuka tepat adalah satu ibadah, bukan sekedar kebutuhan. Oleh karena itu, berbuka juga mesti dengan niat ibadah karena Allah.

    Ibnu Katsir menerangkan, makna ayat tersebut menunjukkan bahwa berbuka puasa itu di saat matahari tenggelam sebagai ketetapan hukum syar'i, seperti yang telah disebutkan di dalam kitab Sahihain, dari Amirul Muminin Umar ibnul Khattab ra yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

    "إِذَا أَقْبَلَ اللَّيْلُ مِنْ هَاهُنَا وَأَدْبَرَ النَّهَارُ مِنْ هَاهُنَا، فَقَدْ أَفْطَرَ الصَّائِمُ"

    "Apabila malam tiba dari arah ini dan siang hari pergi dari arah ini, berarti telah tiba waktu berbuka bagi orang yang puasa".

    Menyegerakan berbuka puasa adalah sunnah Nabi Saw.  Dalam berbuka tetaplah waspada. Sebab boleh jadi para setan gagal membuat kita batal puasa, namun ia tetap menunggu di waktu berbuka puasa. Diantara perangkap atau jebakan saat berbuka adalah membuat lupa berdoa, berbuka puasa atas dorongan nafsu, berlebihan, mubazzir, rakus, dan sikap tak terkendali lainnya. Padahal, salah satu inti puasa adalah pengendalian diri.

    Berikut keutamaan menyegerakan berbuka puasa sesuai hadis Nabi Saw.

    1. Dicintai Allah

    Orang yang menyegerakan berbuka puasa dicintai Allah Swt. Hal ini sesuai hadits Nabi Saw. yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a.

     عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يَقُولُ اللَّهُ، عَزَّ وَجَلَّ: إِنَّ أَحَبَّ عِبَادِي إِلِيَّ أعجلُهم فِطْرًا".

    Dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw. yang bersabda: Allah Swt. berfirman, "Sesungguhnya orang yang paling Aku cintai di antara hamba-hamba-Ku ialah orang yang paling segera berbuka."

    2. Berada dalam Kebaikan

    Dalam hadis diriwayatkan dari Sahl ibnu Sa'd As-Sa'idi r.a., disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

    "لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ"

    Artinya: Orang-orang masih tetap dalam keadaan baik selagi mereka menyegerakan berbuka. (Riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim).

    3. Sunnah Nabi Saw.

    Menyegerakan berbuka puasa yakni mengikuti sunnah Rasulullah Saw. meski hanya dengan minum air.

    Dari Anas r.a. Berkata bahwa Rasulullah Saw. berbuka dengan ruthab (kurma muda) sebelum shalat. Bila tidak ada maka dengan kurma. Bila tidak ada maka dengan minum air. (HR Abu Daud, Hakim dan Tirmizy)

    4. Doanya Mustajab

    Disunnahkan membaca do‘a yang ma‘tsur dari Rasulullah Saw. ketika berbuka puasa. Karena do‘a orang yang puasa dan berbuka termasuk doa yang tidak tertolak.

    Doa orang yang berpuasa akan dikabulkan Allah dengan syarat bersungguh-sungguh mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Rasulullah saw bersabda:

    ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ تُحْمَلُ عَلَى الْغَمَامِ، وَتُفْتَحُ لَهَا أَبْوَابُ السَّمَاوَاتِ، وَيَقُولُ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ: وَعِزَّتِي لَأَنْصُرَنَّكَ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ

    Tiga orang yang doa mereka tidak terhalang, yaitu imam (pemimpin) yang adil, orang yang berpuasa hingga ia berbuka, dan doa orang yang dizholimi. Doa mereka dibawa ke atas awan dan dibukakan pintu langit untuknya, lalu Allah Azza Wajalla berfirman: ‘Demi izzah-Ku, Aku akan menolongmu meski setelah beberapa waktu.” (HR Ahmad, dari Abu Hurairah, shahih lighairihi).

    Berikut lafaz doa berbuka puasa

    «اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ»

    Doa berbuka Puasa lainnya yang bisa diamalkan yakni:

    اللَّهُمَّ لَك صُمْت وَبِك آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ ، ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إنْ شَاءَ اللَّهُ .

    Artinya: “Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman dan dengan rizki-Mu aku berbuka. Telah hilang rasa penatku dan basahlah tenggorokanku dan tetaplah pahala dicurahkan atasku, Insya Allah”.

    Lafal doa berbuka puasa lainnya bisa diamalkan sebagai berikut:

    ذَهَبَ الظَّمأُ، وابْتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَبَتَ الأجرُ إِن شاءَ اللهُ

    "Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah basah, dan telah tetap pahala, insya Allah" (HR. Abu Daud, Ad Daruquthni menyatakan sanadnya hasan, Al Hakim menyatakan sanadnya shahih menurut Syaikhain/Bukhari-Muslim).

    Rasulullah Saw. juga melarang umatnya untuk menyambung puasa atau wishal tanpa berbuka. Larangan itu disebutkan dalam hadis berikut:

    وَقَالَ أَحْمَدُ أَيْضًا: حَدَّثَنَا عَفَّانُ، حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ إِيَادٍ، سَمِعْتُ إِيَادَ بْنَ لَقِيطٍ قَالَ: سَمِعْتُ لَيْلَى امْرَأَةَ بَشِير بْنِ الخَصَاصِيَّة، قَالَتْ: أَرَدْتُ أَنْ أصومَ يَوْمَيْنِ مُوَاصَلَةً، فَمَنَعَنِي بَشِيرٌ وَقَالَ: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم نَهَى عَنْهُ. وَقَالَ: "يَفْعَلُ ذَلِكَ النَّصَارَى، ولكنْ صُوموا كَمَا أَمَرَكُمُ اللَّهُ، وَأَتِمُّوا الصيامَ إِلَى اللَّيْلِ، فَإِذَا كَانَ اللَّيْلُ فَأَفْطِرُوا"

    Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah ibnu Iyad yang mendengarnya dari Ibnu Laqit, bahwa ia pernah mendengar dari Laila (istri Basyir ibnul Khasasiyah) yang menceritakan bahwa ia pernah hendak melakukan puasa dua hari berturut-turut, tetapi Basyir melarangnya dan mengatakan bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw. melarang hal seperti itu dan bersabda: Yang melakukan demikian hanyalah orang-orang Nasrani, tetapi berpuasalah kalian sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah, "Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam" (Al-Baqarah: 187). Apabila malam tiba (magrib), maka berbukalah kalian'.

    Ini sekaligus menunjukkan bahwa puasa sangat manusiawi, sehingga diingatkan agar disiplin waktu buka puasa. Bukan hanya soal lapar atau tidak lapar, namun adalah nilai sunnah di dalamnya.

    Penutup

    Begitu indah ajaran Islam, dan begitu Maha Pemurahnya Allah, sehingga orang berbuka saja diberi pahala yang berlipat ganda. Berbukalah segera ketika tiba waktu berbuka. Disiplin waktu berbuka puasa bukan hanya soal lapar-haus. Berbuka puasa merupakan rangkaian amalan yang berkaitan langsung dengan ibadah puasa. Berbuka puasa dengan tetap mengontrol dan mengendalikan diri.

    Selamat berbuka puasa, semoga Allah merahmati dan mengampuni kita semua!

    Wallahu A'lam.