BLANTERORBITv102

    BERSAMA KESULITAN TERDAPAT KEMUDAHAN

    Rabu, 31 Maret 2021

    Penulis: Muhamad Yusuf 

    Dosen UIN Alauddin dan STAI Al-Furqan Makassar

    Samata-Gowa, 30-03-2021

    Catatan Awal

    Salah satu ayat Alquran yang sangat menarik dibaca dan dipelajari adalah Surat Al-Insyirah (surat ke-94) ayat 5 dan 6, “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

    Ayat ini sangat menarik. Karena ada pengulangan di sana: sesudah kesulitan, ada kemudahan!.

    Prof Dr Buya HAMKA dalam  Tafsir Al-Azhar menafsirkan maksud ayat ini: untuk setiap satu  kesulitan, tersedia dua  kemudahan. 

    Imam Ibnu Katsir dalam Tafisr Ibnu Katsir mengutip sebuah hadits Nabi, suatu hari Rasulullah duduk-duduk di atas sebuah batu. Lalu beliau bersabda, “Kalau ada kesulitan itu datang kemudian masuk ke dalam batu ini, kemudahan akan datang dan masuk pula ke dalam batu ini, kemudian mengeluarkan kesulitan tadi.” Lalu Allah Swt. menurunkan ayat QS Al Insyirah ayat 5-6.

    Dalam Tafsir  Fi Zhilalil Quran karya Sayyid Qutub ditegaskan, “Sesungguhnya kesulitan itu tidak lepas dari kemudahan yang menyertai dan mengiringinya . “

    Wahbah Zuhaili dalam  Tafsir Al-Wasith  mengutip sebuah hadits Nabi yang  menceritakan, “Suatu hari Nabi SAW keluar rumah dalam kondisi senang dan bahagia, beliau tertawa dan bersabda, “Satu kesulitan tidak akan mengalahkan dua kemudahan. Sungguh bersama kesulitan ada kemudahan, dan sungguh bersama kesulitan ada kemudahan.” 

    Dr Saiful Bahri dalam Tadabur Juz ‘Amma  mengutip  Imam Al-Bahgawi, Imam Al-Ma’ini dan Syaiekh Muhyiddin Ad-Darwisi, menyimpulkan hal yang sama: setiap satu kesulitan terdapat dua kemudahan. Setidaknya akan berupa penyelesaian yang terbaik serta pahala kebajikan yang hanya diketahui Allah jika bersabar dalam menghadapinya.

    Rasulullah sejak kecil telah diuji, yakni lahir sebagai yatim. Namun kemudian Allah muliakan beliau dengan anugerah kekayaan yang memungkinkan beliau menyantuni fakir miskin, anak-anak yatim dan janda miskin.

    Setelah beliau diangkat menjadi Nabi dan Rasul, berbagai cobaan berat menghadang langkah dakwahnya. Para pengikutnya ditindas dan dihina. Pengikutnya yang merupakan orang-orang lemah dizalimi.

    Tapi kemudian Allah membuktikan janjinya, yakni memberikan kemenangan kepada Rasulullah dan orang-orang yang beriman.  Rasulullah bersama umat Islam  berhasil menaklukkan kota Mekkah  (Fathul Mekkah).  Orang-orang Quraisy,  baik pimpinan maupun anak buahnya yang semula memusuhi Nabi dan orang-orang beriman, akhirnya menyerah kalah.

    Jadi, kata Saiful Bahri, yakinlah setidaknya setiap satu kesulitan ada dua kemudahan yang disiapkan Allah: kemudahan duniawi dan ukhrawi.

    Rasulullah  menegaskan dalam salah satu haditsnya sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu  ‘Abbas dan Ibnu Mas’ud, “Berikan kabar gembira, telah datang kemudahan  Takkan pernah satu kesulitan mengalahkan dua kemudahan.”

    Surat Al-Insyirah ayat 5 dan 6 ini menjadi energi positif yang luar biasa bagi umat Islam dalam menghadapi ujian hidup apa pun, termasuk pandemic Covid-19 yang saat ini tengah melanda negeri kita dan seantero dunia.

    Hikmah di Balik Kesulitan

    Kesulitan menghendaki kesungguhan. Sedangkan kesungguhan mendatangkan ampunan Allah atas dosa-dosa kita. Jadi, kadang Allah mendatangkan kesulitan karena Allah hendak mengampuni dosa kita..

    Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya, di antara perbuatan dosa, ada yang tidak dapat dihapus oleh (pahala) shalat, sedekah, atau pun haji. Namun, malam itu ia diampuni Allah.”

    Selanjutnya, “Barangsiapa yang di waktu sorenya merasakan kelelahan karena bekerja, berkarya dengan tangannya, maka di waktu sore itu pulalah terampuni dosanya.”

    Pekerjaan yang selama ini kita lakoni akan menghapuskan dosa-dosa kita yang menumpuk seperti gunung. Tentunya bekerja yang ikhlas dan diniatkan untuk beribadah akan lebih terasa manfaatnya dibandingkan dengan bekerja yang asal-asalan.

    Allah selalu menepati janji-Nya. Maka siapa saja yang ingin diampuni dosa-dosanya, bekerjalah dengan sungguh-sungguh dan ikhlas. Karena Allah tidak akan pernah menyia-nyiakan pekerjaan hamba-Nya. Allah akan selalu melihat pekerjaan seorang hamba walau sekecil apapun. Dan Allah akan membalas semua yang dilakukan manusia di muka bumi ini.

    Catatan Akhir

    Maka mulailah bekerja dengan sungguh-sungguh dan ikhlas. Karena bisa jadi pahala shalat kita belum bisa menghapus dosa-dosa kita karena dosa kita yang terlalu besar. Maka hapuslah dosa-dosa kita dengan bekerja yang sungguh-sungguh sesuai dengan Hadits Rasulullah Saw.