Oleh Muhammad Yusuf
Dosen UIN Alauddin dan STAI Al-Furqan Makassar
Samata-Gowa, 22/02/2021
Prolog
Abu Bakar r.a. adalah salah seorang sahabat Rasulullah Saw. yang memilik halaman dan lembaran sejarah yang tebal. Tulisan ini tidak bermaksud menceritakan kepribadian Abu Bakar secara utuh. Artikel hanya mengambil bagian kecil dari kisah beliau. Anda tentu mengetahui bahwa Abu Bakar adalah sahabat dan mertua Rasulullah Saw., Ayah dari Aisyah r.a., istri Rasulullah Saw. Beliau juga merupakan Khalifah pertama sepeninggal Rasulullah Saw.
Beliau merupakan sahabat yang memiliki banyak keutamaan. Ia selalu berada di posisi pertama yang membenarkan informasi wahyu yang disampaikan oleh Rasulullah Saw. termasuk informasi peristiwa Isra'-Mi'raj. Tidak hanya faktor genetik yang membuat Rasulullah Saw. yang menjadikan dirinya mulia, melainkan juga karena kesetiaan dan pengorbanannya terhadap dakwah Islam serta kedalaman ilmunya. Tentu ada perspektif yang berbeda tentang sosok Abu Bakar. Ada mengkritik, namun bukan poin ini yang hendak dibahas. Untuk menjelaskan tema tersebut silahkan lihat dalam.kitab al-Bidayah wa an-Nihayah.
Relasi Genetik
Nama Abu Bakar adalah Abdullah bin Utsman at-Taimi, namun kun-yahnya (Abu Bakar) lebih populer dari nama aslinya sendiri. Ia adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Ta-im bin Murrah bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr al-Qurasyi at-Taimi. Bertemu nasabnya dengan Nabi Saw. pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Luai.-
Ibunya adalah Ummu al-Khair, Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Ta-im. Dengan demikian ayah dan ibu Abu Bakar berasal dari bani Ta-im.
Karakteristik
Ummul mukminin, Aisyah radhiallahu ‘anha menuturkan sifat fisik ayahnya, “Ia seorang yang berkulit putih, kurus, tipis kedua pelipisnya, kecil pinggangnya, wajahnya selalu berkeringat, hitam matanya, dahinya lebar, tidak bisa bersajak, dan selalu mewarnai jenggotnya dengan memakai inai atau katam (Thabaqat Ibnu Sa’ad, 1: 188).
Adapun akhlak Abu Bakar, ia adalah seorang yang terkenal dengan kebaikan, keberanian, sangat kuat pendiriannya, mampu berpikir tenang dalam keadaan genting sekalipun, penyabar yang memiliki tekad yang kuat, dalam pemahamannya, paling mengerti garis keturunan Arab, orang yang bertawakal dengan janji-janji Allah, wara’ dan jauh dari kerancuan pemikiran, zuhud, dan lemah lembut. Ia juga tidak pernah melakukan akhlak-akhlak tercela pada masa jahiliah, semoga Allah meridhai-nya
Keistimewaan
1. Pertama Masuk Islam & Allah Meridhoi
Abu Bakar adalah sahabat yang selalu meyakini kebenaran informasi dari Rasulullah Saw. Atas sikap Abu Bakar itulah Rasulullah Saw kemudian berkata, “Wahai sahabatku, engkau adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq.” Dari kejadian itulah Abu Bakar kemudian menyandang gelar As-Shidiq yang berarti membenarkan karena ketika orang lain tidak percaya perkataan Rasulullah, dialah yang paling awal mengakuinya
Abu Bakar ash-Shiddiq adalah sahabat Rasulullah Saw. yang paling mulia, bahkan dikatakan ia adalah manusia paling mulia setelah para nabi dan rasul. Keutamaannya adalah sesuatu yang melegenda. Diantara kemuliaan itu, Allah dan Rasul-Nya memuji pribadinya. Allah meridhai-nya dan menjanjikan surga untuknya radhiallahu ‘anhu,
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah: 100).
Muhajirin yang pertama-tama masuk Islam termasuk Abu Bakar. Dengan demikian, beliau termasuk orang yang diridhai oleh Allah dan dijanjikan oleh Allah Swt. masuk surga sebagaimana petunjuk ayat tersebut sebagaimana dipahami dari ayat di atas.
2. Orang Kepercayaan Rasulullah Saw
Sebagaimana yang telah masyhur, ia adalah termasuk orang yang pertama memeluk Islam. Di samping itu, Abu Bakar adalah orang kepercayaan Rasulullah Saw. untuk menemaninya berhijrah ke Madinah Allah menerangkan di dalam Al-Qur'an.
"Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita”. (QS. At-Taubah: 40).
Dalam perjalanan hijrah ini, Abu Bakar menjaga, melayani, dan memuliakan Rasulullah Saw. Ia mempersilahkan Rasul untuk beristirahat sementara dirinya menjaganya seolah-olah tidak merasakan letih dan butuh istirahat.
Anas bin Malik meriwayatkan dari Abu Bakar, Abu Bakar mengatakan, “Ketika berada di dalam gua, aku berkata kepada Rasulullah, ‘Sekiranya orang-orang musyrik ini melihat ke bawah kaki mereka pastilah kita akan terlihat’. Rasulullah menjawab, ‘Bagaimana pendapatmu wahai Abu Bakar dengan dua orang manusia sementara Allah menjadi yang ketiga (maksudnya Allah bersama dua orang tersebut)’. Rasulullah menenangkan hati Abu Bakar di saat-saat mereka dikepung oleh orang-orang musyrikin Mekah yang ingin menangkap mereka.
3. Sahabat yang Paling Dalam Ilmunya
Beliaulah yang Allah berikan hikmah lebih dibanding sahabat lainnya. Ia mampu memahami ayat Al-Qur’an lebih dalam dibanding sahabat yang mengerti tafsir.
Abu Said al-Khudri mengatakan, “Suatu ketika, Rasulullah Saw. berkhutbah di hadapan para sahabatnya dengan mengatakan, ‘Sesungguhnya Allah telah menyuruh seorang hamba untuk memilih dunia atau memilih ganjaran pahala dan apa yang ada di sisi-Nya, dan hamba tersebut memilih apa yang ada di sisi Allah’.
Kata Abu Sa’id, “(Mendengar hal itu) Abu Bakar menangis. Kami heran, mengapa ia menangis padahal Rasulullah hanya menceritakan seorang hamba yang memilih kebaikan. Akhirnya kami ketahui bahwa hamba tersebut tidak lain adalah Rasulullah Saw. sendiri. Abu Bakar-lah yang paling mengerti serta berilmu diantara kami. Kemudian Rasulullah Saw. melanjutkan khutbahnya,
“Sesungguhnya orang yang paling besar jasanya dalam persahabatan dan kerelaan mengeluarkan hartanya adalah Abu Bakar. Andai saja aku diperbolehkan memilih kekasih selain Rabb-ku, pasti aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai kekasih, namun cukuplah persaudaraan se-Islam dan kecintaan karenanya.”
4. Memahami Isyarat Ajal Rasulullah Saw.
Setelah mereka mendengar penjelasan dari Abu bakar r.a. maka sadarlah mereka akan kebenaran kata-kata Abu bakar ra, lalu mereka menangis dengan sekuat-kuatnya. Tangisan mereka telah didengar oleh para sahabat yang lain, maka mereka pun terus memberitahu Rasulullah Saw. tentang apa yang mereka lihat itu.Berkata salah seorang dari para sahabat :”Ya Rasulullah kami baru kembali dari rumah Abu bakar ra ,dan kami dapati banyak orang menangis dengan suara yang kuat di depan rumah beliau”.
Apabila Rasulullah Saw. mendengar keterangan dari sahabat, maka berubahlah muka Rasulullah dan dengan bergegas beliau menuju rumah Abu bakar ra.Setelah Rasulullah Saw. sampai dirumah Abu bakar ra, maka Rasulullah Saw. melihat kesemua mereka yang menangis dan bertanya :”Wahai para sahabatku, kenapakah kamu semua menangis?”. Kemudian Ali ra berkata :”Ya Rasulullah Abu bakar mengatakan dengan turunnya ayat ini membawa tanda bahwa waktu wafat mu telah dekat ?,adakah ini benar ya Rasulullah ?”, Lalu Rasulullah Saw. berkata: “Semua yang dikatakan oleh Abu bakar adalah benar, dan sesungguhnya waktu untuk aku meninggalkan kamu semua telah dekat.”
5. Sahabat yang Istimewa
Semua sahabat mempunyai kedudukan di sisi Rasulullah Saw. Abu mempunyai kekhususan di sisi Nabi Saw. Dari Amr bin Ash, Rasulullah pernah mengutusku dalam Perang Dzatu as-Salasil, saat itu aku menemui Rasulullah dan bertanya kepadanya, “Siapakah orang yang paling Anda cintai?” Rasulullah menjawab, “Aisyah.” Kemudian kutanyakan lagi, “Dari kalangan laki-laki?” Rasulullah menjawab, “Bapaknya (Abu Bakar).”
6. Ahli Surga
Hal ini juga dijelaskan pada At-Taubah: 100 di atas. Abu Musa al-Asy’ari mengisahkan, suatu hari dia berwudhu di rumahnya lalu keluar menemani Rasulullah Saw.. Abu Musa berangkat ke masjid dan bertanya dimana Nabi Saw., dijawab bahwa Nabi keluar untuk suatu keperluan. Kata Abu Musa, “Aku pun segera pergi berusaha menysulnya sambil bertanya-tanya, hingga akhirnya beliau masuk ke sebuah kebun yang teradapat sumur yang dinamai sumur Aris. Aku duduk di depan pintu kebun, hingga beliau menunaikan keperluannya.
Setelah itu aku masuk ke kebun dan beliau sedang duduk-duduk di atas sumur tersebut sambil menyingkap kedua betisnya dan menjulur-julurkan kedua kakinya ke dalam sumur. Aku mengucapkan salam kepada beliau, lalu kembali berjaga di depan pintu sambil bergumam “Hari ini aku harus menjadi penjaga pintu Rasulullah Saw.” Tak lama kemudian datanglah seseorang ingin masuk ke kebun, kutanyakan, “Siapa itu?” Dia menjawab, “Abu Bakar.” Lalu aku jawab, “Tunggu sebentar.” Aku datang menemui Rasulullah dan bertanya padanya, “Wahai Rasulullah, ada Abu Bakar datang dan meminta izin masuk.” Rasulullah menjawab, “Persilahkan dia masuk dan beritahukan padanya bahwa dia adalah penghuni surga.”
Penutup
Demikianlah Abu Bakar ash-Shiddiq dengan keutamaan-keutamaan yang ada padanya. Sebuah keistimewaan yang mungkin tidak pernah terlintas di benak kita, kita dijamin surga, menjadi kekasih Rasul, orang kecintaan Rasulullah, dan sahabat dekatnya. Beliau juga diberi al-hikmah, Tak pantas kita mencela orang atau sahabat yang Rasulullah Saw. sendiri memuliakannya.
Abu Bakar bukanlah sahabat yang tidak punya kelemahan sama sekali. Namun, tidak pantas atas dasar itu yamg mendasari kebencian kepadanya. Bagaimanapun juga, beliau telah berjuang mendukung dakwah Islam dengan Hatta, jiwa dan raganya. Rasulullah Saw. telah memberikan teladan dalam memuliakan beliau.
Salam!
0 komentar