BLANTERORBITv102

    Harga Sebuah Musibah

    Minggu, 17 Januari 2021


     *Harga Suatu Musibah*

    Samata, 17/1/2021

    *Muhammad Yusuf*

    Tidak biasanya saya memposting artikel lebih dari satu dalam satu hari. Namun, kali ini saya melakukan karena saya tertarik dengan ulasan
    Pak AGUS SOPIAN yang menulis tentang hikmah di balik musibah. 

    Beliau memulai kalimatnya dengan menuliskan bahwa 'kehidupan tidak selamanya indah'. Itu common sense yang sering kurang disadari. Orang hanya bergerak dan berjuang menemukan keadaan yang indah. Padahal, keadaan dan kenyataan tidak selamanya indah' sesuai harapan. 

    Namanya juga dunia yang berarti kesementaraan. Segalanya bersifat sementara. Hari terasah indah dan bahagia, mungkin besok disusul berita duka dan mengecewakan. Laksana roda, hidup terus berputar, kadang dj atas dan kadang di atas.

    Kadang berlimpah kesuksesan sebagai ujian apakah bersyukur atau tidak. Terkadang hadir di tengah-tengah kita berbagai macam musibah untuk mendeteksi manusia, apakah bersabar atau berkeluh-kesah. Bencana datang melanda. Hadir tanpa diduga, apalagi memberi kabar kabar terlebih dahulu.

    Di tengah-tengah perjuangan menghadapi pandemi Covid-19, juga dalam dua pekan terakhir, misalnya, banyak sekali musibah yang menimpa saudara kita. Longsor, banjir, pesawat jatuh, dan gempa bumi telah menewaskan puluhan korban jiwa. Keluarga, kerabat, juga kita tentu berduka, sedih, cemas.

    Begitu memang, kehidupan sejatinya manusia tidak pernah luput dari ujian. Kebahagiaan dan kesedihan nyatanya terus dipergilirkan. Suka serta duka menjadi hiasan. Yang berbeda hanyalah soal waktu datangnya yang bergantian. Adalah menarik untuk disimak ketika Wahab ibn Minbah berkata, “Tidaklah seorang yang berilmu sempurna keilmuannya, sebelum dia menerima ujian sebagai nikmat dan nikmat sebagai ujian. Orang yang ditimpa ujian itu sebenarnya sedang menanti datangnya nikmat. Sedangkan, orang yang dikarunia benar sebenarnya dia sedang menanti ujian. ”

    Perlu dimaklumi, tidak ada sesuatu yang terjadi di muka bumi ini tanpa seizin-Nya. Allah Swt. berfirman, “Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia. Dan jika Dia mendatangkan terima kasih kepadamu, Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. ” (QS al-An'am: 17).

    Sesungguhnya setiap ujian yang datang dari Allah memiliki manfaat. Hanya, kitd sering luput menyingkap gambar tersebut. Ujian berupa bencana atau musibah memiliki peran penting bagi kehidupan manusia.

    “Tidaklah seorang Muslim itu sendiri-mata ditimpakan musibah dengan keletihan, kesulitan, penyakit, kesedihan, bahkan dengan tusukan sebuah duri meskipun, kecuali Allah akan dianggap sebagai penebus dosa dan kesalahan-kesalahannya.” (HR Bukhari). Bagi orang yang bijak mata batin dan logika sehatnya mampu menembus tabir hikmah.

    Diantara hikmah- hikmah yang bisa kita ambil dari setiap musibah. 

    Pertama, sebagai peringatan yang mengajak manusia untuk kembali mendekat kepada-Nya. Sehebat apa pun kita saat ini, tak ada yang bisa menolak datangnya musibah. Karena itu, mari dekatkan diri kita kepada Allah yang merajai alam semesta.

    Kedua, Allah satu-satunya pelindung. Sungguh, manusia amat lemah tanpa pertolongan dan perlindungan-Nya. Sadari bahwa Allahlah tempat berlindung dari segala musibah.

    Ketiga, menyadarkan seseorang dari kelalaian dan kemalasan. Jika selama ini kita terlalu ditentukan oleh urusan dunia hingga lalai pada perintah-Nya, segeralah bertobat. Sebab musibah dan kematian tak pernah diketahui kedatangannya.

    Keempat, membersihkan noda dan dosa serta mengangkat derajat manusia di hadapan-Nya. Jadikan kesabaran sebagai bekal dalam menghadapi setiap masalah Kelima, menumbuhkan rasa peduli dan kasih sayang sesama untuk membantu mereka yang bencana.

    Kelima, musibah datang untuk mengingatkan para pemimpin, pengusaha, dan ilmuwan agar ia bekerja berdasarkan sunnatullah. Wilayah dan jalur gempa mesti dikaji oleh para ahli agar menjadikan acuan kebijakan. UU tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) mesti menjadi acuan pemerintah untuk memberi izin pembangunan demi menyelematkan lingkungan danl masyarakat. Tak boleh ada praktik transaksional (sogok) atau pengembang dan penguasa demi mencegah dampak buruk dari suatu musibah yang berpotensi terjadi.

    Bukan saatnya saling menyalahkan ketika musibah datang. Saatnya kita saling menguatkan dan saling menolong. Musibah datang sebagai ayat kauniyah atau fenomena alam yang mesti dibaca. Ia hadir membawa hikmah. Setidaknya kita sadar bahwa musibah datang sebagai ujian untuk kita semua. Apakah yang tertimpa musibah mampu bersabar. Dan, apakah yang berada di luar masih peduli dan berempati terhadap saudaranya. Ayo kita baca ayat-ayat yang terhampar. Semoga kita paham dan mampu bertidak tepat.

    Wallahu a'lam.